Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal II/2017 sebesar 5,01%. Angka ini sedikit melambat bila dibandingkan dengan kuartal II/2016 yang tumbuh sebesar 5,18%.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan bahwa pencapaian pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa kondisi, baik global maupun domestik. Pada kondisi global, harga komoditas migas dan nonmigas di pasar internasional secara umum mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 2017. Tetapi secara tahunan pada umumnya meningkat.
Selanjutnya kondisi perekonomian global secara umum menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara mitra dagang Indonesia pada umumnya membaik.
"Di antaranya Tiongkok sedikit menguat dari 6,7% (Q2/16) menjadi 6,9% (Q2/17), Amerika Serikat menguat dari 1,2% menjadi 2,1%, serta Singapura menguat dari 1,9% menjadi 2,5%," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/8/2017).
Sementara itu, di dalam negeri pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2017 dipengaruhi oleh realisasi belanja pemerintah yang meningkat dibandingkan kuartal II/2016, dimana belanja pemerintah mencapai Rp493,29 triliun atau sebesar 23,71% dari pagu 2017 sebesar Rp2.080,50 triliun.
"Belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah meningkat," tambahnya. Selain itu, inflasi tetap terjaga yakni sebesar 1,17% (q-to-q) bila dibandingkan dengan posisi Juni 2016 terjadi inflasi sebesar 4,37% (y-on-y).
"Dengan kondisi tersebut, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I/2017 sebesar 5,01%," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait: