Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Nusa Tenggara Timur Abraham Paul Liyanto mengatakan belanja bisnis online atau dalam jaringan yang marak sejak awal 2017 ini terbukti meningkatkan daya beli masyarakat karena lebih murah dan mudah.
Zaman sudah maju dan telah terjadi pergeseran yang diakibatkan perkembangan teknologi sehingga berdagang terutama belanja, sudah banyak masyarakat yang berbelanja secara 'online' karena mudah dan murah," katanya di Kupang, Jumat.
Anggota DPD RI asal daerah pemilihan NTT itu mengatakan hal itu terkait Peningkatan daya beli masyarakat juga ditunjukkan pada pergeseran pola belanja masyarakat ke belanja online.
Ia mengatakan akibat kemajuan teknologi seperti itu dalam hal berdagang, maka harus jujur pula bahwa e-commerce atau belanja online telah membawa ancaman bagi pekerja ritel yang masih mengandalkan sistem belanja konvensional.
Bukan cuma itu menurut pengusaha pasif itu, ancaman lain terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran terhadap para pekerja di Mal, Hypermark, Lippo, Rumah Toko (Ruko), toko konvensional dan lainnya.
Ia mengatakan fenomena belanja secara online atau dalam jaringan yang kini meningkat bukan ancaman terhadap keberadaan mal dan lainnya itu, tetapi bila disinergikan dengan tepat malah akan membawa manfaat yang besar bagi keduanya.
"Adanya belanja daring jelas menjadi ancaman bagi pusat perbelanjaan konvensional, sehingga dalam hitungan bisnis harus ada revisi strategi dan daya saing" katanya.
Hal itu, katanya, karena memaksimalkan aplikasi media sosial dinilai bakal menjadi upaya yang sangat baik guna mempromosikan pusat perbelanjaan.
Dengan promosi melalui media sosial, lanjutnya, maka akan dapat menunjukkan tampilan yang menarik serta tawaran diskon yang membuat orang semakin ingin berbelanja.
Ia mengatakan pihak Aprindo harus kreatif dan bertanggungjawab terhadap karyawan dengan menyalurkan ke perusahaan yang mejadi mitra apakah konvensional maupun dalam jaringan.
Misalnya kata dia berbisnis atau berusaha harus mengikuti perkembangan zaman, termasuk dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
"Sekarang ini kan terjadi banyak pergeseran yang diakibatkan perkembangan teknologi. Belanja, sudah banyak masyarakat yang berbelanja secara 'online'," katanya.
Ia mencontohkan sekarang ini Pasar Glodok, Jakarta, yang terkenal sebagai pusat elektronik sekarang ini sepi karena sudah banyak yang belanja lewat 'online'.
"Dulu, orang kalau cari elektronik murah pasti ke Pasar Glodok, sekarang tinggal mencet ponsel sambil tiduran, tanpa harus nawar, dan sebagainya," katanya.
Sehingga ia mengingatkan masyarakat juga harus tetap jeli dan berhati-hati dalam berbelanja "online" untuk menghindari tertipu, dan sebagainya.
Menurut dia, sebenarnya kemajuan teknologi informasi yang membuat bergesernya pola belanja masyarakat itu bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha kecil yang selama ini hanya mengandalkan model konvensional.
Terutama, kata dia, mereka yang memiliki keterbasan dalam mobilitas, seperti orang yang sudah tua, atau kalangan ibu rumah tangga yang selama ini menjalani usaha sampingan berdagang untuk menambah pendapatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: