Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengumumkan nilai impor Indonesia per Juli 2017 mencapai US$13,89 miliar.
?Jumlah tersebut berarti meningkat 39% dibandingkan impor pada Juni 2017,? ujar Kepala BPS Indonesia Suhariyanto kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/8/2017).
Dia menjelaskan, meningkatnya nilai impor tersebut disebabkan oleh meningkatnya nilai impor migas dan nonmigas masing-masing 11,22% dan 44,31%.
?Secara lebih rinci, peningkatan impor migas disebabkan oleh naiknya nilai impor semua komponen yaitu minyak mentah, hasil minyak, dan gas masing-masing sebesar 19,56%, 6,5%, dan 12,39%," ujar dia,
Dia menambahkan, secara kumulatif (Januari-Juli) nilai impor Indonesia mencapai US$86,19 miliar atau mengalami kenaikan 14,91% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$75,01 miliar. Peningkatan terjadi pada impor migas dan nonmigas masing-masing 31,25% dan 12,34%.
Peningkatan impor migas disebabkan oleh naiknya impor hasil minyak 51,04% dan gas 60,68%. Sebaliknya impor minyak mentah turun 3,92%.
Selama Juli 2017, kata Suhariyanto, nilai impor nonmigas Indonesia mencapai US$12,21 miliar. Dari 10 golongan barang utama nonmigas, lima golongan barang di antaranya mengalami penurunan dibandingkan Juni 2017.
Kelima golongan barang tersebut ialah kapal laut dan bangunan terapung (61,08%), sayuran (75,14%), buah-buahan (72,77%), gula dan kembang gula (21,69%), serta bijih, kerak, dan abu logam (34,71%).
Sementara lima barang yang mengalami peningkatan terbesar, di antaranya mesin dan peralatan mekanik (47,44%), mesin dan peralatan listrik (50,58%), kendaraan dan bagiannya (80,38%), plastik dan barang dari plastik (49,83%), serta perhiasan dan permata (277,91%)
?Dilihat dari peranan terhadap total impor nonmigas Indonesia Januari-Juli ?2017, 10 golongan barang utama tersebut memberikan peranan sebesar 46%,? ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait: