Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso mengatakan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi melambat di kuartal II2017, namun angka ekspor semen hingga Juli 2017 masih tumbuh 50% atau sekitar 1,5 juta ton.
"Diharapkan sampai akhir tahun kita bisa mengekspor sebesar 2,5 juta ton lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu sekitar 1,3 juta ton," kata Widodo dalam konferensi pers Konferensi Industri Semen Internasional?di Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis (24/8/2017).
Widodo menegaskan industri semen saat ini harus melakukan ekspor besar-besaran untuk meningkatkan utilitasnya.
"Kita harus meningkatkan utilisasi karena over suplai. Dengan peningkatan ekspor utilisasi pasti akan meningkat sehingga industri semen tidak kolaps," tambah dia.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta bantuan pemerintah untuk dapat memfasilitasi promosi dan kemudahan izin serta insentif sehingga target untuk menaikkan ekspor dapat dicapai. Beberapa negara yang bakal menjadi incaran Indonesia untuk ekspor semen di antaranya?Afrika Selatan, Mauritius, Timur Tengah, Australia, dan Eropa.
Sementara pasar ekspor yang selama ini menjadi andalan akan tetap dijaga seperti ke Filipina, Srilanka, dan Bangladesh.
"Nanti akan dikembangkan di sana, pasar yang menjanjikan juga adalah Timur Tengah, tapi bukan sekarang karena masih perang, kalau sudah damai nanti jadi pasar kita karena mereka pasti butuh semen banyak," pungkas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: