Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sulawesi Barat Andik Kaerudin mengatakan industri kelapa sawit telah memberikan kontribusi positif terhadap pendidikan, khususnya bagi keluarga petani kelapa sawit.
"Kemenangan kita sebagai petani kelapa sawit adalah bisa mengantarkan anak-anak melanjutkan kuliah ke berbagai perguruan tinggi terkemuka di tanah air, bahkan hingga ke berbagai belahan penjuru dunia," ungkapnya dalam Workshop Jurnalistik Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bertema?Kontribusi Sawit Bagi Pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di Palu, belum lama ini.
Selain dihadiri PWI Sulteng dan Apkasindo Sulbar, dalam acara tersebut turut pula diikuti oleh Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki). Tidak hanya itu, PWI Sulteng juga menghadirkan tiga orang pembicara yang kompeten di bidang masing-masing.
"Kami (wartawan) juga ingin berkontribusi terhadap industri yang telah menjadi sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat di Sulawesi dengan cara mengedukasi masyarakat lewat berita baik cetak maupun online. Industri kelapa sawit sudah terbukti memberikan kontribusi positif adalah suatu keharusan bagi kami menyampaikan kebenaran tersebut kepada publik," seru Ketua PWI Sulawesi Tengah Mahmud Matangara dalam sambutannya membuka workshop.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanudin Laode Asrul menyatakan bahwa selain menjadi stimulus perekonomian, industri kelapa sawit juga telah membuktikan diri sebagai sektor usaha yang berkelanjutan.
"Beberapa sektor industri masih bermasalah degan sistem tata niaga yang tidak baik, ada pula yang tidak bertahan setelah beberapa tahun karena tidak dapat diperbarui sehingga saat sumber dayanya habis akan kehilangan tajinya," ungkap Laode.
Lebih lanjut, Laode menjelaskan kelapa sawit adalah salah satu contoh industri yang memiliki kelangsungan usaha yang baik (sustain). Salah satunya dengan diterapkannya Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Kelapa sawit juga merupakan industri yang dapat diperbaharui sehingga tidak membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun untuk memperoleh kembali manfaatnya.
"Apalagi sektor ini (kelapa sawit) secara kompetiif dan komparatif telah melekat di bumi Indonesia. Indonesia bersama dengan Malaysia merupakan dua negara paling kompetitif di industri ini, bahkan nyaris tanpa pesaing. Oleh karenanya, patut kita perjuangkan bersama," pungkasnya.
Dalam acara tersebut, media massa juga diimbau agar dapat menyampaikan informasi secara berimbang. Terutama berkaitan dengan maraknya kampanye negatif yang dialamatkan oleh Eropa dan Amerika. Pemimpin Redaksi?Warta Ekonomi?Muhamad Ihsan yang juga menjadi salah satu panelis dalam acara tersebut secara tegas menyatakan bagaimana sebaiknya media harus bersikap.
"Sayangnya banyak pemberitaan yang masih belum berimbang, mengandalkan opini salah satu sumber saja, tanpa terlebih dahulu melihat fakta di lapangan. Contohnya saja, berita dari LSM asing sering begitu saja diambil, tanpa ada kroscek terlebih dahulu kebenarannya dengan pihak terkait sehingga ujung-ujungnya pemberitaan menjadi tidak berimbang, bahkan lebih parahnya lagi informasi yang didapat itu tidak benar," sesal Ihsan.
Sebelum acara tersebut ditutup, Ihsan mengajak agar insan media lebih kritis dan objektif dalam memberitakan sebuah informasi, jangan sampai apa yang diberitakan adalah sebuah kebohongan. Karena kebohongan yang disampaikan secara berulang-ulang, akan diterima publik sebagai suatu kebenaran, meskipun secara hakiki kebenaran tersebut adalah adalah mutlak sebagai bentuk pembohongan publik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo