PT Pertamina (Persero) bakal memasok gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) ke Bangladesh sekaligus memiliki peluang untuk mengembangkan infrastruktur, mulai dari Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), pipa transmisi, hingga pembangkit listrik di Bangladesh.
Hal ini sesuai dengan telah ditandatanganinya nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) kerja sama sektor energi antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Bangladesh di Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Negara Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral Banglasdesh, Nasrul Hamid. Selain itu, turut hadir dalam acara penandatanganan MoU tersebut, antara lain Direktur Gas Pertamina, Yenni Andayani dan Direktur Utama Petrobangla, Abul Mansur Md Faizullah.
Direktur Gas Pertamina, Yenni Andayani mengatakan MoU antarpemerintah (G to G) tersebut akan menjadi landasan kerja sama antara dua BUMN energi masing-masing negara, yakni Pertamina dan Petrobangla. Untuk jumlah LNG yang dipasok masih dalam pembahasan termasuk sumber LNG. Ia menjelaskan pihaknya memang berkeinginan mengembangkan bisnis infrastruktur gas/LNG ke pasar Asia Selatan dan Asia Tenggara antara lain Bangladesh, Pakistan, India, Filipina, dan Myanmar.
"Untuk itu, Pertamina telah menyampaikan expression of interest (EOI) atau proposal integrated LNG to power kepada Menteri Energi Bangladesh pada 31 Agustus 2017,? kata Yenni.
Pertamina, lanjutnya, juga telah berinisiatif membentuk konsorsium dengan mitra internasional dan mitra lokal Bangladesh.
"Konsorsium saat ini sedang menyiapkan proposal unsolited electricity solution yang merupakan proyek terintegrasi dari mulai pasokan LNG sampai dengan penyediaan listrik ke Pemerintah Bangladesh," ujar dia.
Yenni menambahkan, pertimbangan Pertamina melakukan ekspansi bisnis ke Bangladesh ialah untuk mengembangkan pasar baru di luar pasar tradisional Pertamina, yaitu Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.
"Ini merupakan momentum penting bagi Pertamina untuk lebih mengembangkan bisnis Internasional-nya khususnya bisnis LNG. Dengan ekspertis Pertamina yang bertahun-tahun mengelola value chain LNG diharapkan dapat membantu peningkatan penggunaan gas di negara-negara Asia Selatan. Langkah ini juga sesuai dengan aspirasi global untuk peningkatan pemanfaatan energi bersih," katanya.
Sementara itu, Menteri Nasrul Hamid menyampaikan terima kasihnya kepada Republik Indonesia atas dibukanya peluang kerja sama ini, dimana salah satu tujuannya adalah untuk mengatasi defisitnya pasokan LNG Bangladesh.
"Defisit pada tahun 2018 diperkirakan sekitar 1 juta ton pertahun dan akan meningkat menjadi sekitar 11 juta ton per tahun pada tahun 2030. Untuk memenuhi defisit gas tersebut, Pemerintah Bangladesh akan mengimpor LNG yang akan dilakukan oleh Petrobangla," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi