Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Petani Babel Desak Pemda Perhatikan Harga Komoditas Unggulan

        Petani Babel Desak Pemda Perhatikan Harga Komoditas Unggulan Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
        Warta Ekonomi, Pangkal Pinang -

        Para petani di provinsi Kepulauan Bangka Belitung berharap kepada pemda agar dapat lebih memperhatikan penurunan harga jual komoditas unggulan seperti karet dan juga lada dalam momentum peringatan Hari Tani Nasional ke-57.

        "Dalam momentum peringatan Hari Tani Nasional tahun ini, kami mendorong agar pemda di tingkat kabupaten/kota dan provinsi lebih memperhatikan penurunan harga jual komoditas unggulan daerah seperti karet dan lada sebagai upaya memperbaiki kesejahteraan para petani," ungkap Jafri Habib selaku Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Karet Kepulauan Babel, di Pangkalpinang, Minggu (24/9/2017).

        Dirinya menerangkan kondisi perekonomian petani di Kepulauan Babel saat ini sangat memprihatinkan dan perlu bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari akibat harga komoditas karet dan lada yang terus menurun di pasaran.

        "Petani kecil di pedesaan tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi masalah rendahnya harga jual karet dan lada," ujarnya.

        Menurut Jafri, petani membutuhkan kebijakan strategis dari Gubernur Kepulauan Babel untuk mengatasi rendahnya harga karet yang saat ini di tingkat petani sebesar Rp4.000 per kilogram dan lada hanya berkisar Rp68.000 sampai Rp72.000 per kilogramnya.

        "Kebijakan strategis yang dapat dikeluarkan pemerintah daerah ialah dengan penguatan dan pembangunan industri pengolahan karet dan lada sehingga dapat memperbaiki nilai jual di pasaran," ujarnya.

        Selain itu, lanjutnya, perbaikan harga lada juga dapat diperkuat dengan penerbitan peraturan daerah untuk melindungi harga dan kualitas komoditas andalan tersebut.

        "Kami juga mendorong dan mengimbau petani karet dan lada dapat bersama-sama membangun kekuatan organisasi petani agar memiliki nilai tawar oleh berbagai pihak," pungkasnya.

        Dirinya juga menyatakan, bahwa penguatan organisasi petani juga memiliki tujuan untuk mengontrol terhadap kebijakan dan juga persoalan yang tidak berpihak kepada nasib para petani. (HYS/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: