Imbas dari Referendum, Hubungan Pemerintah Catalonia-Madrid Memanas
Hubungan antara pemerintah separatis Catalonia dan Madrid telah mencapai titik terendah mereka dalam beberapa tahun setelah pemilihan referendum yang dilarang oleh pihak Spanyol pada hari Minggu (3/10/2017), telah memperdalam krisis konstitusional di Spanyol.
Analis dan ekonom politik sekarang mempertanyakan apa yang bisa terjadi menyusul pemungutan suara di Catalonia, yang melihat bentrokan polisi anti huru hara Spanyol dengan pemilih pro-kemerdekaan telah menyebabkan ratusan orang terluka.
Jurubicara pemerintah daerah Catalan Jordi Turull mengatakan kepada awak media Senin pagi bahwa 2,26 juta orang telah memberikan suara mereka pada hari Minggu dengan 90 persen suara yang mendukung Catalonia, sebuah wilayah yang notabene kaya di timur laut Spanyol, untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan. Jumlah pemilih masih rendah, namun telah mencapai sekitar 42 persen.
Pemungutan suara tersebut telah dilarang oleh pemerintah Spanyol dan Mahkamah Konstitusi, namun terus berlanjut meski ada adegan-adegan kekerasan dan juga pemandangan kerusuhan dari polisi anti huru hara yang berusaha mencegah pemungutan suara berlangsung, dengan laporan peluru karet digunakan untuk menghalau orang-orang Catalan untuk memilih, dan rekaman yang menunjukkan bahwa polisi memegang tongkat pemukul kemudian mengarahkannya ke pemilih.
Beberapa warga Catalan menanggapi dengan membuat markas pemungutan suara untuk mencegah polisi merebut kotak suara, sebagaimana dikutip dari CNBC, Selasa (3/10/2017).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo