Neraca perdagangan luar negeri di Provinsi Kalimantan Timur periode Januari-Agustus 2017 mengalami surplus (keuntungan) sebesar 9,73 miliar dolar AS, setara dengan Rp122,76 triliun dengan catatan 1 dolar AS rata-rata sama dengan Rp13.300.
"Surplus sebesar itu diperoleh dari hasil ekspor berbagai komoditas ke negara tujuan senilai 11,16 miliar dolar AS, dikurangi biaya impor dari negara penghasil senilai 1,93 miliar dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Muhammad Habibullah di Samarinda, Jumat (6/10/2017).
Sejumlah komoditas yang diekspor Kaltim di periode ini antara lain bahan bakar mineral baik migas maupun nonmigas dengan nilai 10,30 miliar dolar, dengan rincian migas senilai 2,73 miliar dolar dan bahan bakar mineral nonmigas yang di dalamnya ada batu bara senilai 7,54 miliar dolar.
Selanjutnya adalah ekspor lemak, minyak hewani atau nabati serta aneka produk disosiasinya senilai 369,9 juta dolar, pupuk senilai 86,53 juta dolar, kayu dan barang dari kayu serta arang kayu 131,2 juta dolar, bahan kimia anorganik, senyawa organik, dari logam mulia, logam tanah langka, dan dari unsur radioaktif senilai 189,88 juta dolar.
Ekspor bahan kimia organik senilai 52,39 juta dolar, aneka produk kimia 17,6 juta dolar, reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya 4,37 juta dolar, dan ekspor ikan, krustesea, moluska, serta invertebrate air lain senilai 1,61 juta dolar.
Negara tujuan ekspor migas dari Kaltim di periode ini antara lain ke Jepang senilai 986,58 juta dolar, Korea Selatan 467,53 juta dolar, Singapura 209,52 juta dolar, Taiwan 578,23 juta dolar, dan ekspor migas ke China senilai 57,24 juta dolar.
Sedangkan ekspor nonmigas dari Kaltim antara lain ke China sebesar 1,89 miliar dolar, India senilai 2 miliar dolar, Korea Selatan 1 miliar dolar, Jepang 924 juta dolar, Filipina 517,32 juta dolar, Thailand 438 juta dolar, dan ekspor nonmigas ke Malaysia senilai 384,28 juta dolar.
Sedangkan impor yang senilai 1,93 miliar dolar AS, antara lain migas yang berupa bahan bakar mineral, minyak mineral, dan produk sulingannya, zat mengandung bitumen, dan malam mineral dengan nilai 1,42 miliar dolar.
Kemudian impor reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya senilai 236,25 juta dolar, karet dan aneka barang dari karet senilai 44,45 juta dolar, kendaraan selain yang bergerak di atas rel kereta api senilai 55,12 juta dolar.
Berbagai komoditas tersebut didatangkan dari beberapa negara penghasil seperti untuk migas dari Nigeria senilai 450,52 juta dolar AS, impor dari Turki 44,56 juta dolar, dari Korea Selatan 192,83 juta dolar, dari Malaysia 316,07 juta dolar, dan impor migas dari Singapura senilai 66,86 juta dolar.
"Sedangkan impor nonmigas antara lain dari China senilai 87,58 juta dolar, dari Jepang 59,14 juta dolar, Singapura 61,22 juta dolar, Amerika Serikat 58,32 juta dolar, Prancis 26 juta dolar, dan dari Australia senilai 39,22 juta dolar," katanya. (CP/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo