Jumlah korban meninggal akibat wabah Kolera di negara yang dicabik perang, Yaman, telah naik menjadi 2.151 sejak wabah itu menyebar pada akhir April, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebanyak 800.626 orang dari 22 provinsi dari seluruh 23 provinsi di negeri tersebut telah terinfeksi, kata WHO di dalam satu pernyataan yang dibagikan kepada media lokal.
Jumlah korban jiwa telah bertambah sebanyak 24 dibandingkan dengan yang dilaporkan WHO satu pekan sebelumnya, sementara kasus dugaan telah naik sebanyak 33.102.
Kebanyakan orang yang meninggal dilaporkan berasal dari Provinsi Hajjah di Yaman Utara, sementara sebagian besar kasus penularan dilaporkan berasal dari pelabuhan di Provinsi Hodeidah di bagian barat-laut di pantai Laut Merah, keduanya dikuasai gerilyawan Syiah Al-Houthi.
Pekan lalu, Komite Palang Merah Internasional memperkirakan wabah itu akan menyerang satu juta orang sampai akhir tahun ini, demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Minggu (8/10/2017).
Perang di Yaman yang telah berlangsung selama lebih dari dua-setengah tahun telah menghancurkan banyak sistem kebersihan dan pengairan di negeri tersebut. Lebih dari separuh instalasi kesehatan di Yaman tak berfungsi dan sebanyak 15 juta orang tak memiliki akses ke air yang aman serta perawatan kesehatan dasar.
Perang juga telah mendorong negeri itu ke ambang kelaparan dengan sebanyak 385.000 anak menderita kurang gizi akut sehingga mereka menghadapi risiko yang lebih besar untuk terserang Kolera dan diare berair akut, kata beberapa badan PBB. (CP/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: