Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengungkapkan kinerja ekspor daerahnya ke Amerika Serikat terpantau lesu sepanjang 2017. Tercatat penurunan nilai ekspor sebesar 22,79 persen dibandingkan tahun lalu. Lesunya kinerja ekspor tidak lepas dari merosotnya permintaan kakao. Selain itu, ekspor biji kopi tidaklah meningkat signifikan.?
"Periode Januari-September 2017, nilai ekspor Sulsel ke Amerika Serikat sebesar US$63,44 juta atau menurun 22,79 persen dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang mencapai US$82,16 juta. Penurunan nilai ekspor ke Amerika Serikat turut berpengaruh pada merosotnya nilai ekspor Sulsel secara keseluruhan," kata Nursam, Selasa, (24/10/2017).
Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor Sulsel ke Amerika Serikat mengalami kemerosotan, baik secara tahunan maupun bulanan. Periode September 2017, nilai ekspor ke Amerika Serikat hanya US$2,92 juta atau turun 56,7 persen dibandingkan periode Agustus 2017 sebesar US$6,75 juta. "Kalau dibandingkan September 2016, penurunannya sampai 73,74 persen."
Menurut Nursam, lesunya kinerja ekspor Sulsel sebenarnya tidak hanya ke Amerika Serikat. Beberapa negara tujuan yang menjadi pelanggan komoditas asal Sulsel pun mengurangi permintaan. Di antaranya yakni Malaysia, Tiongkok, Vietnam, Korea Selatan, Taiwan dan Belanda. Penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan Malaysia dan Amerika Serikat.?
"Nilai ekspor Sulsel ke Malaysia mengalami penurunan hingga 45,78 persen dari US$69,87 juta menjadi US$37,88 juta untuk periode Januari-September tahun ini," terang Nursam.?
Secara keseluruhan, kinerja ekspor Sulsel sepanjang 2017 memang cenderung menurun. Periode Januari-September 2017, Nursam mengakui nilai ekspor Sulsel menurun 8,47 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Hingga September 2017, nilai ekspor hanya mencatat US$742,5 juta atau berkurang dibandingkan tahun lalu sebesar US$811,2 juta.?
Menurut Nursam, salah satu komoditas unggulan Sulsel yang nilai ekspornya merosot tajam adalah kakao. Lesunya permintaan dari negara-negara pelanggan, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, India, Malaysia, Sri Lanka, dan India, menjadi pemicunya.?
Masih merujuk data BPS, nilai ekspor kakao Sulsel hingga September 2017 hanya US$47,09 juta. Padahal, periode yang sama pada tahun lalu, Sulsel mencatatkan nilai ekspor US$112,41 juta untuk kakao. Kini, permintaan ekspor untuk kakao anjlok. Bahkan, periode September 2017 sama sekali tidak ada permintaan kakao dari negara-negara pelanggan.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: