Regulasi yang ramah terhadap investasi merupakan salah satu syarat sangat penting yang diperhatikan bagi investor, menurut kajian yang dikeluarkan oleh Grup Bank Dunia.
"Aturan dan kondisi regulasi yang ramah terhadap bisnis, bersamaan dengan stabilitas politik, keamanan, dan kondisi makro ekonomi, adalah faktor kunci bagi perusahaan multinasional untuk memutuskan berinvestasi di negara-negara berkembang," kata Direktur Senior Perdagangan dan Praktik Daya Saing Global Grup Bank Dunia, Anabel Gonzalez, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Pernyataan tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 750 eksekutif perusahaan multinasional sebagai bagian dari Laporan Daya Saing Investasi Global 2017-2018.
Laporan itu menunjukkan bahwa investor internasional memprioritaskan stabilitas politik, keamanan, kondisi makro ekonomi, dan kondisi regulasi yang kondusif untuk mengambil keputusan berinvestasi dalam rangka melesatkan pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja.
"Menggabungkan survei investor global dengan analisis isu kebijakan investasi membuat laporan ini berkontribusi kuat kepada pemahaman kami mengenai bagaimana negara-negara berkembang, termasuk negara-negara rapuh, dapat menurunkan risiko ekonomi mereka dan membuka masuknya investasi langsung modal asing," paparnya.
Laporan tersebut mengkaji bagaimana investasi langsung modal asing (FDI) menciptakan kesempatan pertumbuhan bagi perusahaan-perusahan lokal, menilai kekuatan tax holiday dan insentif fiskal lainnya untuk menarik FDI di negara-negara berkembang, dan menelaah pengalaman investor asing di negara-negara yang terdampak konflik.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan para kepala daerah untuk mempermudah izin investasi.
"Saya ingatkan, untuk industri dan manufaktur berilah peluang sebanyak-banyaknya untuk kedua hal ini. Bagi mereka yang mau investasi di industri dan manufaktur buka lebar-lebar karena akan membuat barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan dapat membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat," kata Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa saat ini dengan bonus demografi maka semakin banyak masyarakat yang berada di usia produktif yang membutuhkan lapangan kerja padat karya. Presiden pun berjanji akan mendatangi daerah-darah yang masih memberikan pelayanan dalam waktu lama untuk para investor.
"Beli aplikasi sistem, murah sekali, Rp25 juta dapat. Kalau tidak minta pinjam ke Jakarta, sudah ada, siap itu, ngopi?saja di situ, gratis," ungkap Presiden.
Pada awal 2018 juga direncanakan sudah ada sistem single submision?sehingga Presiden dapat melacak bagaimana alur perizinan di pusat dan daerah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: