Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan mempermudah akses para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk menjual produk mereka ke industri perhotelan. Kemenperin memfasilitasi para pelaku IKM dengan menghubungkan langsung dalam pameran The Hotel Week Indonesia 2017 yang digelar di Jakarta Convention Center, 23-25 November 2017.
Direktur Jernderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengakui saat ini para pelaku IKM masih kesulitan menjangkau industri perhotelan karena masih maraknya barang impor barang dari Cina yang harganya miring.
Padahal, menurut Gati, hampir semua kebutuhan supply perhotelan bisa disediakan oleh IKM. Barang seperti kerajinan, mebel, furniture, desain interior, hingga barang pajangan telah banyak diproduksi IKM.?
"Barang-barang keperluan hotel seperti handuk, sandal, hingga cangkir dan gelas juga bisa diambil dari IKM," ujar Gati di Jakarta, belum lama ini.
Karena itu, Gati menegaskan perlunya kerja sama antara pelaku IKM dengan asosiasi industri perhotelan, seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). "Kalau ini enggak ada kerja sama dengan PHRI kan enggak bisa. PHRI itu harus digandeng. Ini misi saya yang belum kesampaian," tandasnya.
Menurut Gati, yang paling penting semua kepala daerah harus mengeluarkan perda yang mengharuskan hotel di daerahnya menggunakan produksi dalam negeri. "Selain itu, kepala daerah juga perlu mendorong pengusaha untuk menyediakan area toko produk IKM di hotelnya untuk pusat penjualan oleh-oleh," terangnya.?
Sebagai jaminan, Gati menegaskan Kemenperin tetap menjaga mutu dan standar produk IKM melalui program e-smart. Saat ini Kemenperin telah membina sebanyak 1.650 IKM yang telah dihimpun dalam sebuah basis data.?
"Ini kalau hotel-hotel mau beli ya tinggal lihat di situ. Kalau itu produk-produknya sudah jelas terjaminlah. Dijamin produknya, dijamin standarnya," tegas Gati.?
Salah satu contoh produk IKM yang telah terstandardisasi mutunya adalah produk untuk spa yang tidak mengandung logam beratnya. "Selama ini banyak produk perawatan kulit untuk spa yang mengandung logam berat. Kalau produk e-smart IKM tidak boleh," tegasnya lagi.?
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian telah menggulirkan program e-smart industri kecil dan menengah (IKM) untuk meningkatkan pengembangan kapasitas sektor yang mendominasi populasi industri di Indonesia tersebut. Program ini akan memanfaatkan platform digital melalui kerja sama dengan perusahaan startup di Indonesia.?
Program ini, kata dia, akan mendukung layanan keuangan, logistik, dan pemasaran bagi pelaku IKM. Kemenperin juga akan memfasilitasi pelaku IKM untuk menjalin kerja sama dengan e-commerce di dalam negeri seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Blibli.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah