Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jumlah Pengungsi di Tanah Air Setiap Tahun Meningkat, Apa Kata Mensos?

        Jumlah Pengungsi di Tanah Air Setiap Tahun Meningkat, Apa Kata Mensos? Kredit Foto: Kemensos
        Warta Ekonomi, Malang -

        Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan angka pengungsian akibat bencana alam di Tanah Air, baik banjir, tanah longsor dan gunung meletus, dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan cukup signifikan.

        "Data hingga Jumat (1/12), jumlah pengungsi akibat bencana alam yang terjadi di Tanah Air selama 2017 mencapai 3,2 juta jiwa. Sedangkan tahun lalu mencapai 2,7 juta jiwa dan 2015 mencapai 1,2 juta jiwa," kata Mensos Khofifah Indar Parawansa usai menutup Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah yang digelar Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Jawa Timur, Minggu (3/12/2017).

        Menurut dia, cuaca ekstrem seperti saat ini membuat bencana banjir masih mungkin terjadi, termasuk banjir bandang dan tanah longsor, sehingga terjadi lonjakan angka pengungsi. Oleh karenanya, relawan menjadi sangat penting dan signifikan serta mutlak untuk memberikan layanan terhadap warga yang terdampak bencana alam ini.

        Keberadaan MDMC atau Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) ini, katanya, kekuatan besar dan luar biasa yang bisa membangun kekuatan dan sinergitas positif dengan relawan-relawan yang lain, termasuk divisi-divisi yang sangat lengkap yang ada di MDMC.

        Sebab, lanjutnya, layanan pendidikan, layanan kesehatan harus terintegrasi, termasuk layanan dukungan psiko sosial pada saat tanggap darurat.?

        Di lokasi pengungsian, katanya, banyak warga yang mengalami trauma. Warga yang masuk kelompok rentan terhadap trauma adalah para lanjut usia (lansia), ibu hamil, disabilitas, dan anak-anak. Namun, yang menjadi problem, tidak semua kepala daerah memiliki perhatian terhadap kebencanaan dengan membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kalaupun ada, kata Khofifah, masih belum bisa optimal karena peralatan yang kurang memadai.

        Menurut Khofifah, kehadiran MDMC atau Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) Muhammadiyah ini merupakan bagian dari?public-private partnership?yang harus dibangun bersama antara Muhammadiyah dan pemerintah karena ada 232 kota dan kabupaten se-Indonesia yang berisiko terdampak bencana alam.

        Sementara dalam sambutannya pada penutupan Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah tersebut, Khofifah berjanji akan menyerahkan bantuan mobil dapur umum lapangan pada MDMC sekaligus mengundang untuk hadir bersama pemerintah dan berbagai elemen dalam peringatan Hari Relawan pada 7-8 Desember di Pacitan.

        "Kita adakan di Pacitan karena mereka tengah mengalami banjir bandang dan longsor. Semoga dengan kehadiran kita masyarakat tidak panik, namun kita tetap sigap dan waspada," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: