Kondisi ekonomi Tanah Air yang tak kunjung membaik memberi dampak kepada kelangsungan bisnis laundry. Ketua Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI) Apik Primadya mengatakan tahun ini pertumbuhan bisnis laundry hanya mencapai 15%. Nilai ini lebih rendah bila dibandingkan pencapaian tahun lalu sekitar 20%.
"Kalau pertumbuhan, kita sempat hitung sekitar 15%. Biasanya per tahun kita bisa capai 20%," kata Apik kepada Warta Ekonomi saat menghadiri Kopi Darat (Kopdar) Nasional 2017 di Jakarta, Sabtu (16/12/2017).
Dampak dari penurunan pertumbuhan ini, lanjut Apik, berimbas kepada beberapa bisnis laundry yang tutup. Namun, jumlah yang tutup tersebut tidak kalah dengan jumlah laundry baru yang buka. "Yang buka lebih banyak lagi daripada yang tutup," ucapnya.
Apik pun mengungkapkan hingga saat ini dukungan pemerintah kepada pengusaha laundry tidak ada. Ia pun berharap pemerintah dapat memberikan dukungannya agar bisnis laundry?kian menjanjikan. "Saat ini jujur saja belum ada dukungan real dari pemeirntah baik dari sisi regulasi," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: