Israel menolak hasil dari pemungutan suara siding umum PBB terkait dengan status Yerusalem pada hari Kamis dan meminta Amerika Serikat untuk menarik keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Israel menolak keputusan PBB dan pada saat yang sama juga puas dengan tingginya jumlah negara yang tidak memberikan suara untuk mendukung resolusi tersebut," ungkap sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (22/12/2017).
"Israel berterima kasih kepada Presiden Trump atas pendiriannya yang tegas atas Yerusalem dan terima kasih kepada negara-negara yang memilih bersama Israel, bersama dengan kebenaran," pungkasnya.
Sebelumnya, Trump mengancam akan memotong bantuan keuangan ke negara-negara yang memberikan suara ?Ya? dalam Sidang Umum PBB terkait dengan status Yerusalem. Sebanyak 128 negara mendukung resolusi tersebut, sembilan memilih untuk menentang, dan 35 abstain. Dua puluh satu negara tidak memberikan suara.
Namun demikian, Washington mendapati dirinya telah terisolasi karena banyak sekutu Barat dan Arabnya memilih bertentangan dengan Amerika Serikat. Beberapa sekutu tersebut, seperti Mesir, Yordania dan Irak, adalah penerima utama bantuan militer atau ekonomi A.S. Meskipun ancaman AS untuk memotong bantuan tidak menyebutkan negara manapun.
Seorang juru bicara untuk Presiden Palestina yang didukung Barat Mahmoud Abbas menyebut pemungutan suara yang menolak keputusan Trump soal Yerusalem sebagai "sebuah kemenangan untuk Palestina."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo