Sejauh ini ada sejumlah nama yang sudah beredar sebagai kandidat ketua DPR. Nama-nama tersebut antara lain Fadel Muhammad, Agus Gumiwang Kartasasmita, Aziz Syamsudin, Bambang Soesatyo, dan Zainudin Amali.
Peneliti Populi Center Nona Evita mengatakan nama-nama tersebut adalah politisi Golkar yang memang sudah terkenal. Kelayakan atau ketidaklayakan harus dilihat kembali dari track record mereka. Tentu kader-kader yang sebaiknya dipilih adalah kader yang bersih dari dosa masa lalu, seperti kasus korupsi dan pernyataan-pernyataan yang kontroversial.
Pandangan senada juga diungkapkan oleh pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago yang menyebutkan semuanya baik, tapi masing-masing punya rekam jejak yang harus dicek.
"Nama-nama itu harus dicek satu-satu dari KPK, Kejaksaan untuk memastikan orang-orangnya tidak ada masalah lagi. Kalau misalnya itu tidak clear, lalu terpilih dan bisa tersandra lagi," kata pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center tersebut.
Selain itu, Evita juga menyebutkan figur yang diajukan sebaiknya figur yang mampu berkonsolidasi dengan fraksi lain supaya program pemerintah yang prorakyat dapat terwujud dengan baik. Jangan sampai sebaliknya yang terjadi. Misalkan partai pendukung pemerintah justru menggerogoti pemerintah dari dalam.
Golkar sedang mengalami fase pemulihan paska kasus besar yang menimpa partai ini. Kasus mantan Ketua DPR Setya Novanto yang terkait kasus korupsi sempat membuat partai ini terpukul. Belum lagi ada sejumlah nama lain yang turut terseret dalam kasus KTP elektronik.
Dalam kepemimpinan baru Golkar di bawah Airlangga Hartarto yang mengusung "Golkar Bersih" memberikan nuansa baru bagi partai berlambang pohon beringin ini. Jargon tersebut diharapkan dapat memperbaiki citra? Golkar.
Begitu pula saat mengajukan calon-calon yang selaras dengan jargon tersebut. Kredibilitas Golkar akan kembali dipertaruhkan saat calon Ketua DPR RI yang diusung mampu mewujudkan Golkar yang bersih. Tentunya kredibilitas tersebut juga terpaut dengan kredibilitas DPR yang selama ini sudah cukup terpuruk di mata publik.
Oleh karena itu, Pangi Syarwi menandaskan DPR harus diselamatkan oleh figur yang bersih dan baik. Pasalnya jabatan ketua DPR itu jabatan yang sangat penting dan tidak main-main. Jadi tidak boleh dibiarkan DPR dipimpin oleh orang yang bermasalah.
Dalam jangka panjang, Evita melihat jargon bersih sangat tergantung implementasinya. Apabila dapat terealisasi maka pasti elektabilitas Golkar akan menguat jelang Pilkada 2018 dan Pemilu serentak 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo