Ini Alasan Israel Gunakan Trump Sebagai Nama Stasiun Masa Depannya
Menteri transportasi Israel, Yisrael Katz, mendorong sebuah rencana untuk memperpanjang jalur rel kecepatan tinggi yang segera dibuka ke Tembok Ratapan, di mana Katz ingin memberi nama sebuah stasiun masa depan Israel tersebut dengan menggunakan nama Presiden Donald Trump.
Rencana Yisrael Katz melibatkan pembangunan dua stasiun bawah tanah dan upaya penggalian terowongan lebih dari dua mil di bawah pusat kota Yerusalem dan Kota Tua yang syarat dengan unsur politis dan sisi historisnya juga sangat sensitif. Tembok Ratapan adalah situs tersuci dimana orang Yahudi berdoa.
Avner Ovadia selaku Juru bicara Kementerian Perhubungan mengatakan bahwa proyek tersebut diperkirakan menghabiskan biaya lebih dari $700 juta dan, jika disetujui, akan memakan waktu empat tahun untuk menyelesaikannya.
Proposal tersebut kemungkinan akan menghadapi tentangan dari masyarakat internasional, yang tidak mengakui kedaulatan Israel atas Yerusalem timur, sebagaimana dikutip dari CNBC, Jakarta (28/12/2017).
Jalur berkecepatan tinggi Tel Aviv-Jerusalem diperkirakan akan dibuka pada musim semi berikutnya.
Yisrail Katz mengatakan bahwa dirinya berencana untuk menamai stasiun baru tersebut dengan nama Presiden AS Donald Trump "atas keputusan berani dan bersejarahnya" dan "kontribusinya dalam memperkuat status Yerusalem sebagai ibu kota orang Yahudi dan negara Israel."
Tapi rencananya, yang akan membutuhkan penggalian di bawah beberapa area paling sensitif di bumi tersebut pasti akan mengundang lebih banyak kritik internasional, belum lagi bertentangan dengan orang-orang Palestina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo