Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        2018 Tahun Politik, Siapa yang Diuntungkan?

        2018 Tahun Politik, Siapa yang Diuntungkan? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bangsa Indonesia akan dihadapkan pada pesta demokrasi yang terjadi di 171 kota. Selebrasi yang nantinya akan menentukan siapa yang bakal memimpin di setiap ibu kota provinsi bakal ditentukan nasibnya di tahun 2018 mendatang.

        Keriuhan tersebut ternyata juga membawa dampak turunan yang tidak sedikit. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan sektor yang bakal meraih untung dari gelaran demokrasi serentak tahun depan adalah sektor makanan dan juga jasa hotel.?

        Hal itu dapat dipahami lantaran dalam proses penggalangan suara akan banyak kebutuhan makanan dan minuman untuk didistribusikan ke masyarakat luas. "Produsen air mineral, beras, rokok dan juga barang makanan lainnya, akan tumbuh secara positif pada tahun depan," katanya kepada Warta Ekonomi, Kamis (28/12/2017).

        Lebih lanjut dirinya mengatakan untuk industri perhotelan juga diprediksi tumbuh subur seiring dengan tingginya kebutuhan untuk agenda rapat dan hiburan lainnya. Di samping itu, lanjut Bhima, tahun depan bukan hanya tahun politik semata. Dari awal tahun hingga akhir tahun masyarakat Indonesia akan diramaikan oleh ASEAN Games dan juga IMF Board Meeting yang rencananya digelar di Bali.

        Ragam kegiatan tersebut akan mendorong konsumsi masyarakat di sektor makanan dan minuman. Untuk peritel yang berfokus pada sektor ini dikatakan Bhima juga bakal terkena dampak manis dari kegiatan-kegiatan yang bakal berlangsung.

        Hanya harus juga dicermati jika stabilitas politik mengalami guncangan karena sektor yang sangat rentan terkenda dampak langsung dari hal tersebut adalah sektor ritel. "Ritelnya yang berfokus ke makanan yah, kalau yang fokus ke pakaian kayaknya masih berat pada tahun depan," tambah Bhima.

        Beratnya pertumbuhan ritel fashion ternyata diprediksi masih akan berlanjut. Hal itu terefleksi pada angka belanja pakaian jadi pada 2017 yang hanya tumbuh 2%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gito Adiputro Wiratno
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: