PT Kereta Api Indonesia (Persero) memperoleh kontrak pinjaman dengan jangka waktu selama 18 tahun dengan nominal sebesar Rp18,1 triliun untuk Kredit Investasi dan Rp1,15 triliun untuk Kredit Modal Kerja dengan 12 bank sindikasi untuk proyek LRT Jabodebek.
Bertindak sebagai joint mandated lead arrangers dan bookrunners atau Jimlab adalah BNI, BRI, BCA, Mandiri, CIMB, SMI. Sementara kreditur adalah MUFG, Bank Mega, KBHana Bank, Bank DKI, Bank Sumut, dan Shinhan Bank.
Total komitmen pembiayaan dari seluruh bank sindikasi sebesar Rp28,6 triliun telah melampaui kebutuhan pinjaman yang diperlukan KAI atau oversubscribed sebesar 1,5 kali. Rincian komitmen pembiayaan dari JMLAB sebesar Rp24 triliun, sedangkan dari kreditur di luar JMLAB sebesar Rp4,6 triliun. Penandatanganan ini merupakan bentuk dedikasi KAI dalam mendukung tersedianya infrastruktur di Indonesia.
Direktur Utama PT PT KAI Edi Sukmoro menyatakan penandatanganan ini dilakukan agar KAI dapat segera menggarap penugasan Presiden Republik Indonesia sehingga target operasional LRT Jabodebek pada 2019 mendatang dapat tercapai. Di sisi perbankan nasional, penandatanganan ini juga menunjukkan adanya harmonisasi di antara perbankan Himbara, swasta lokal, dan swasta asing. Keterlibatan perbankan asing menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya sekadar penugasan dari Pemerintah, tetapi juga menunjukkan bahwa proyek ini secara komersial dinilai feasible dan bankable.
"Diadakannya penandatanganan kontrak pinjaman dengan bank sindikasi ini menjadi salah satu bentuk komitmen KAI untuk mendukung pemerintah melancarkan proyek LRT Jabodebek. Setelah ini kita semua tentu berharap proses pengerjaan proyek ini lancar dan dapat memenuhi target operasionalnya pada 2019 nanti," kata dia di Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Sesuai Perpres No. 49 tahun 2017, KAI diberi penugasan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana proyek LRT Jabodebek, mulai dari pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan aset sarana dan prasarana dengan masa konsesi selama 50 tahun sejak ditandatanganinya berita acara beroperasinya LRT Jabodebek.
Rencananya, LRT Jabodebek yang akan ditargetkan beroperasi pada 2019 ini akan beroperasi 140 kali perjalanan per hari pada hari kerja dengan headway/waktu antara rata-rata tiga sampai enam menit. Masyarakat yang akan menggunakan moda transportasi LRT ini dapat naik dari 17 stasiun pemberhentian LRT di Jabodebek.
Dengan tarif awal yang ditetapkan Pemerintah sebesar Rp12.000, LRT diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk beralih dari kendaraan bermotor pribadi. Dengan 6 (enam) kereta per trainset, LRT Jabodebek mampu mengangkut 116.000 penumpang per hari pada awal masa operasinya di 2019 dan diharapkan meningkat menjadi 474.000 penumpang pada 2069.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Fauziah Nurul Hidayah