Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tahun Baru, Ini Upaya Rekayasa Lalu Lintas di Puncak

        Tahun Baru, Ini Upaya Rekayasa Lalu Lintas di Puncak Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Satlantas Polres Bogor Kabupaten memaparkan upaya pengamanan dan rekayasa lalu lintas di jalur Puncak untuk mencegah kemacetan selama perayaan pergantian tahun.

        Kasat Lantas Polres Bogor Kabupaten AKP Hasby Ristama menjelaskan upaya rekayasa lalu lintas tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tetapi selalu dilakukan modifikasi cara merekayasa demi kelancaran masyarakat berkendara.

        "Yang pasti menjelang malam pergantian tahun kami melaksanakan car free night jalur Puncak akan ditutup bagi kendaraan roda empat selama 12 jam," katanya di Pos Polisi Gadog, Minggu (31/12/2017).

        Penutupan tersebut berlangsung pukul 18.00 WIB tanggal 31 Desember 2017 sampai pukul 06.00 WIB tanggal 1 Januari 2018. Menurutnya, upaya penutupan tersebut sudah dilakukan sejak tujuh tahun terakhir. Dari hasil analisis dan monitoring, banyak kendaraan roda dua yang masuk ke Puncak, sehingga menyebabkan penumpukan kendaharan sehingga perlu diantisipasi dengan mengurangi kendaraan roda empat.

        Upaya lainnya melakukan kanalisasi, seperti dilakukan Sabtu (30/12/2017) kemarin di Masjid At-Tawaaun, tujuannya agar pengendara sepeda motor tidak melakukan pelambungan yang dapat menyebabkan penguncian arus lalu lintas.

        "Pengalaman yang sudah, malam hari banyak masyarakat gunakan motor berhenti di pinggirnjalan, kita antisipasi dengan kanalisasi, juga mencegah kecelakaan," katanya.

        Ia mengatakan pada malam pergantian tahun banyak masyarakat naik ke Puncak untuk menikmati rangkaian petasan dari ibu kota yang dapat dilihat dari atas Puncak.

        "Lokasi paling banyak titik kumpul di Riung Gunung, karena paling startegis melihat kembang api, juga di perbatasan Cianjur dekat Rindu Alam," katanya.

        Ia mengatakan dari 22,3 kilo meter (km) panjang jalur Puncak terdapat 21 persimpangan yang menjadi prioritas penjagaan aparat Lantas, Dalmas dan Polda yang diberbantukan di jalur Puncak. Karena di persimpangan tersebut menjadi titik yang dapat menyebabkan kemacetan, sehingga perlu pengaturan oleh petugas. Ditambah lagi sepanjang jalan utama banyak pelambungan kendaraan karena banyak yang parkir di pinggir jalan, yang dapat menyebabkan kemacetan.

        Hasby menyebutkan pada hari ini pihaknya melakukan satu jalur (one way) dari pagi untuk mendorong kendaraan dari arah Jakarta menuju Puncak, dan sore hari untuk kendaraan turun.

        "Kami melakukan pengamanan hingga pukul 00.00 WIB, sesuai SOP pukul 03.00 WIB kita lakukan pengurasan semua kendaraan yang ada di Puncak. Gunanya untuk melakukan one way di pagi harinya," kata Hasby.

        Menurut Habsy, pengurasan arus perlu dilakukan untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan di Puncak. Karena pernah beberapa ada kejadian, ketika ada pengerjaan jalan yang tidak berkoordinasi dengan petugas. Hingga jam lima subuh terjadi kemacetan.

        "Maka itu dari jam 03.00 WIB Puncak sudah harus bersih dari kendaraan," katanya.

        Hasby menambahkan sepanjang jalur Puncak pihaknya juga menyiapkan pos-pos pantau yang akan melakukan pengaturan dan rekayasa lalu lintas. Memastikan pelaksanaan car free night berjalan sesaui rencana. Mengantisipasi pergerakan kendaraan roda empat ke arah Puncak pada jam penutupan, agar tidak terjadi penguncian.

        Titik-titik terdebut ada di Pos Satu Bandung, Grand Usu, dan yang paling krusia di Taman Safari Indonesia (TSI) diberlakukan penjagaan ketat, tidak ada lagi roda empat yang bergerak ke Puncak, hanya diperbolehkan turun ke arah Jakarta.

        "Titik paling akhir dan penentu di Gunung Mas, banyak jalan kecil yang dijadikan jalur tikus kendaraan masuk ke Puncak. Untuk roda empat tidak boleh lagi naik ke atas, kita arahkan turun," kata Hasby.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: