Pemerintah memiliki ambisi untuk membangun proyek di sektor ketenagalistrikan dengan membangun pembangkit 35.000 MegaWatt (MW). Namun, proyek yang ditargetkan mampu rampung pada 2019 itu sampai dengan 2017 baru terealisasi 3 persen.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Andy N. Sommeng menjelaskan, baru 1.061 MW yang sudah beroperasi. "Program 35 GigaWatt sampai dengan November (2017) itu untuk pelaksanaan program sudah COD (Comercial On Date) 1.061 MegaWatt," ujar Andy di Kementerian ESDM (10/1/2018).
Dirinya juga menjelaskan progres dalam mega proyek ini, untuk yang sedang dalam tahap konstruksi sebesar 16.992 MW. Yang dalam PPA (Power Purchase Agreement) sebesar 12.726 MW, di tahap pengadaan 2.790 MW, dan perencanaan 2.228 MW.
Lambatnya realisasi pengerjaan ini menurut Andy karena pembangunan pembangkit memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Dirinya mencontohkan, untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) bisa terselesaikan dalam waktu delapan bulan.
Namun, beda halnya dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), waktu pembangunannya bisa memakan waktu sampai dengan dua tahun. Andy menegaskan, proyek-proyek semacam ini bukanlah proyek yang instan.
"Ini butuh waktu, teknologinya beda-beda, COD juga beda-beda, pembangunan infrastruktur yang multiyears. Pembangunan infrastruktur kan harus berdiri di depan curva, kita enggak bisa asal target. Kita menggarap setelah ada program itu, di pemerintahan sekarang itu sudah selesai. Tapi ini kan butuh waktu," lanjut Andi.
"Tapi,?Alhamdulillah kita sudah punya target sampai 2019, atau 2020 semua yang berkaitan dengan administrasi itu sudah done. Sisanya tinggal perencanaan dan konstruksi," pungkas Andy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah