Bos PT Kelola Mina Laut (KML) Mohammad Nadjikh mendapat penghargaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas prestasinya sebagai tokoh inspirator inklusi keuangan melalui pengembangan klaster perikanan di perusahaan yang dipimpinnya.
Gagasan yang inovatif dan kontribusi dari KML pada umumnya dan Mohammad Nadjikh khususnya dalam perluasan akses keuangan melalui sektor perikanan dan keperduliannya pada terwujudnya pemberdayaan ekonomi masyarakat mikro kecil.
"Dengan penghargaan ini kami berharap akan lebih memotivasi saya pribadi dan perusahaan untuk membantu nelayan hidup lebih sejahtera dan juga bisa lebih mengembangkan masyarakat nelayan dan perikanan Indonesia," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Dirinya mendapat penghargaan tersebut setelah selama 25 tahun menjalankan bisnis model di perusahaannya. Bisnis model kemitraan yang disebut Grass Root, telah melibatkan tiga pihak, yaitu perusahaan, nelayan, dan pemasok. Bisnis model ini dipilih untuk menjamin kelangsungan hidup toga pihak tersebut dimana masing-masing pihak mendapat keuntungan dan pada akhirnya pasokan bahan baku ke perusahaan berlangsung kontinu. Bisnis model yang dijalankan KML ini diharapkan akan memutus rantai kemiskinan di kalangan nelayan.
Menurut Nadjikh, perlunya visi yang sama antara perusahaan, nelayan, dan pemasok. Ketiga pihak harus melakukan pembagian tugas, saling mengerti keinginan pihak lain dan menjalankan tugas masing-masing secara bersama.
Untuk mencapai hal itu, kata dia, beberapa strategi yang dilakukan antara lain, pertama pihaknya harus transparan dalam menetapkan harga beli ikan hasil panen nelayan. Masalah yang selama ini muncul adalah ketika hasil panen melimpah, nelayan mendapat tekanan harga dari para tengkulak.
"Kami harus membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh nelayan tersebut selama ini. Jika harga naik, kami bilang harga naik, kendati hasil panen melimpah," tuturnya.
Menurutnya, transparansi ini sangat penting untuk keadilan nelayan yang pada akhirnya diharapkan akan menjamin pasokan secara berkelanjutan.
Kedua, lanjutnya, pihaknya juga harus membantu dalam hal pembiayaan nelayan, yaitu pembayaran yang diberikan dengan cepat dengan tingkat harga yang stabil sesuai dengan harga pasar lokal dan global.
Ketiga, membeli dalam kuantitas berapa pun dan di mana pun asal sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Otomatis pasokan bahan baku di perusahaan tercukupi secara kontinu.
Keempat, membina kualitas untuk meminimalisasi risiko. Kalau terjadi penurunan kualitas, harga beli ikan turun sehingga perusahaan harus membina kualitas agar meminimalisasi risiko.
"Dengan menjalankan strategi tersebut maka masalah-masalah yang dihadapi nelayan di bidang finansial, serta volume hasil tangkapan yang melimpah dapat teratasi. Tersedianya bahan baku dengan kualitas yang baik dan risiko yang minimal, pada akhirnya dapat menjamin kelangsungan produksi," ucapnya.?
Nadjikh menilai, program inklusi bisnis yang dicanangkan pemerintah sangat bagus. Namun, pemerintah perlu membuat model kemitraan atau membuat program-program yang sesuai untuk masing-masing komoditi. Sebab, satu paket tidak bisa dijalankan untuk semua komoditi. pemerintah juga diharapkan mencari model bisnis yang telah dan sustained, seperti yang dilakukan pebisnis yang telah sukses.
Sebagai informasi, KML merupakan perusahaan yang bergerak di bidang makanan olahan hasil laut, yang produksinya telah merambah di lima benua, sebagian besar di USA, Uni Eropa, dan Jepang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah