Manager Pemasaran Perumnas Sentraland Sukaramai Hari Raharjo mengatakan, saat ini Perum Perumnas mengusung konsep hunian vertikal atau apartemen, mengingat lahan di perkotaan yang semakin sempit.?
"Perkotaan, khususnya seperti Kota Medan ini, sudah sangat susah lahan. Yang mana, ketersediaan lahan juga diperlukan untuk pertanian," katanya, Senin (22/1/2018).
Dikatakannnya, tidak semua lahan bisa dijadikan hunian. Kota Medan juga memerlukan lahan untuk dijadikan areal pertanian.?
"Memang, saat ini kita sudah krisis lahan. Semua jadi hunian. Maka, sumber pangan kita juga tidak ada. Jika pun ada, harus dikirim dari luar kota ataupun import dari luar. Harganya juga mahal. Jadi, malah beban baru di masyarakat. Seperti untuk membeli beras saja, nanti harganya mahal. Itu salah satu dampak krisis lahan," ujarnya.
Selain itu, katanya, ketersediaan bahan pangan tidak ada dan mahal maka akan mengancam kehidupan di masyarakat, termasuk perekonomian warga Medan secara umum. Ketersediaan lahan di perkotaan harus sebanding dengan pertumbuhan hunian.
"Jadi, tidak semua lahan bisa dijadikan hunian. Berangkat dari situ, kita mengusung konsep apartemen atau hunian vertikal. Saat ini, kita sedang membangun apartemen Sentraland Sukaramai," ujarnya.
Sentraland Sukaramai adalah bangunan dengan merevitalisasi hunian sebelumnya yakni Rusun Perumnas Sukaramai. Harganya juga lebih murah dibanding dengan hunian vertikal serupa di Kota Medan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: