Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diplomat AS: Aung San Suu Kyi Tak Punya Moral Kepemimpinan

        Diplomat AS: Aung San Suu Kyi Tak Punya Moral Kepemimpinan Kredit Foto: The Straits Time/EPA
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Diplomat veteran AS Bill Richardson telah mengundurkan diri dari sebuah panel internasional yang dibentuk oleh pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi untuk memberi saran tentang krisis Rohingya.

        Dia mengklaim bahwa panel tersebut adalah "kebohongan" dan menuduh Suu Kyi, teman lamanya, karena tidak memiliki "kepemimpinan moral". Otoritas Myanmar malah menuduhnya melakukan sebuah "agenda sendiri".

        Lebih dari 650.000 orang Rohingya, dari sebagian besar Muslim minoritas di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, melarikan diri ke Bangladesh tahun lalu dalam menghadapi tindakan brutal militer Myanmar. Banyak yang sekarang tinggal di kamp pengungsian di negara tetangga. Bangladesh mengatakan mereka semua akan dikembalikan ke Myanmar dalam kurun waktu dua tahun.

        Richardson menambahkan bahwa Suu Kyi "sangat marah" saat mengangkat kasus dua wartawan Reuters yang diadili di Myanmar. Para wartawan tersebut telah dituduh melanggar Undang-Undang Rahasia Rahasia saat menangani liputan krisis Rohingya.

        Suu Kyi "murka" di hadapan Richardson saat dia menyebutkan para wartawan tersebut, dia mengatakan kepada New York Times.

        "Wajahnya bergetar, dan jika dia sedikit lebih dekat dengan saya, dia mungkin akan memukul saya, dia sangat marah," ungkap Richardson, sebagaimana dikutip dari BBC, Jumat (26/1/2018).

        Richardson adalah eks penasihat pemerintahan Clinton, dan telah mengenal Suu Kyi selama beberapa dekade dan mengunjungi peraih Nobel tersebut saat dirinya menjalani tahanan rumah pada 1990-an. Dia mengatakan kepada Reuters bahwa dia mengundurkan diri dari dewan penasehat karena itu adalah "kebohongan" dan dia tidak ingin menjadi bagian dari "regu pemandu sorak untuk pemerintah Myanmar".

        Dia "khawatir dengan kurangnya ketulusan yang melatarbelakangi isu kritis kewarganegaraan," tulisnya dalam sebuah pernyataan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: