Karyawan Jadi Celah Terbesar Serangan Siber bagi Perusahaan di 2017
Kurangnya kesadaran akan keamanan TI masih menjadi kenyataan yang mengkhawatirkan bagi kebanyakan perusahaan di seluruh dunia, menurut penelitian terbaru tentang konsumen yang dilakukan oleh Kaspersky Lab dan B2B International. Penelitian ini menemukan bahwa hanya sepersepuluh (12 persen) responden yang dipekerjakan sepenuhnya menyadari kebijakan dan peraturan tentang keamanan TI yang ditetapkan dalam perusahaan tempat mereka bekerja.
Hal tersebut juga dikombinasikan dengan fakta bahwa separuh (49 persen) reponden menganggap perlindungan dari ancaman siber sebagai tanggung jawab bersama, menghadirkan tantangan tambahan dalam hal penerapan kerangka keamanan siber yang benar.
Penelitian terhadap 7.993 karyawan penuh waktu yang ditanyakan mengenai kebijakan dan tanggung jawab akan keamanan TI perusahaan mengungkapkan bahwa 24 persen responden percaya bahwa tidak ada sama sekali kebijakan atau peraturan baku dalam perusahaan mereka. Menariknya, tampaknya ketidaktahuan akan kebijakan atau peraturan tersebut bukan menjadi alasan karena sekitar separuh (49 persen) responden menganggap semua karyawan, termasuk diri mereka sendiri, harus bertanggung jawab untuk melindungi aset TI perusahaan dari ancaman siber.
Namun, menurut penelitian lainnya dari Kaspersky Lab mengungkapkan bahwa terkadang karyawan melakukan hal yang sebaliknya. Berdasarkan laporan "Human Factor in IT Security: How Employees are Making Businesses Vulnerable from Within", karyawan yang ceroboh berkontribusi terhadap serangan terhadap aset TI perusahaan pada 46 persen insiden keamanan siber yang terjadi di tahun lalu.
Kesenjangan ini bisa sangat berbahaya bagi Usaha, Kecil, dan Menengah (UKM), dimana tidak adanya fungsi dan tanggung jawab berdedikasi terhadap keamanan TI yang didistribusikan antara personel TI dan non-TI. Bahkan, mengabaikan persyaratan yang paling dasar sekalipun, seperti mengganti password atau menginstal pembaruan yang diperlukan, dapat membahayakan perlindungan terhadap perusahaan secara keseluruhan. Menurut para ahli Kaspersky Lab, pimpinan perusahaan, SDM, dan keuangan yang memiliki akses ke data-data penting perusahaan biasanya paling berisiko dijadikan sasaran.
"Permasalahan karyawan yang tidak menyadari pentingnya keamanan TI bisa menjadi tantangan terbesar bagi perusahaan untuk diatasi, khususnya bagi UKM dimana budaya keamanan siber masih terus dikembangkan," ungkap Vladimir Zapolyansky, Head of SMB Business?Kaspersky Lab dalam pernyataan persnya di Jakarta, Senin (29/1/2018).
Tidak hanya karyawan yang bisa menjadi korban ancaman siber, tetapi mereka juga diwajibkan untuk menjaga perusahaan dari ancaman siber. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan untuk mendidik karyawan mereka dan mengenalkan penggunaan dan pengelolaan solusi yang mudah digunakan, tetapi kuat yang bahkan dapat dilakukan oleh mereka yang bukan pakar keamanan TI sekalipun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: