Hingga kini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 70 anak di Asmat, Papua meninggal dunia akibat campak dan gizi buruk. Kondisi ini menjadi potret buram di balik keindahan dan kekayaan Bumi Papua. Oleh sebab itu, ACT melalui Kapal Kemanusiaan Papua, berupaya untuk merespons cepat krisis gizi buruk dan campak yang menimpa anak negeri.?
Seperti diketahui, Kabupaten Asmat merupakan salah satu wilayah yang cukup parah terpapar wabah campak dan gizi buruk. Kondisi lapangan terkini dipaparkan oleh dr. Riedha, dokter sekaligus Koordinator Tim Emergency Response ACT yang diberangkatkan dari Jakarta sampai ke Asmat.?
Ia dan timnya menyimpulkan, wabah gizi buruk dan campak terus terang memang sedang terjadi di Asmat. Bahkan, kondisi gizi buruk sudah sampai taraf mengkhawatirkan.?
"Kami melihat sendiri, mayoritas anak-anak di kampung-kampung di pedalaman Asmat kondisinya memprihatinkan. Semua kondisi gizi buruk ada dan tampak jelas di tubuh mereka," ujar dr. Riedha, Kamis (1/2/2018) di Jakarta.?
Riedha melanjutkan, secara umum kualitas gizi masyarakat Asmat bisa dikatakan memang tidak baik. Apalagi, ketika seseorang terkena penyakit, kondisi gizi pun akan menurun. "Awalnya, mungkin hanya kategori gizi kurang. Tapi, karena beberapa penyakit datang mewabah seperti campak dan TBC maka akan cepat sekali jatuh ke kategori gizi buruk karena pemenuhan gizi kurang baik," papar dr. Riedha.?
Namun, Riedha juga mengatakan bahwa pihaknya terus berusaha melakukan langkah tanggap darurat. Minimal hingga satu bulan ke depan, masyarakat di sana bisa kembali sehat dan lepas dari jeratan gizi buruk dari wabah campak.
Masalah kemanusiaan adalah universal, tak mengenal batas dan tak mengenal latar belakang. Setelah menyapa berbagai warga Indonesia dan dunia dari latar belakang yang berbeda, Kapal Kemanusiaan ACT akan kembali menyambangi saudara sebangsa di timur tepian negeri. Ratusan relawan terbaik bangsa akan berjibaku bersama, mengentaskan masalah gizi buruk dan campak yang mendera Papua.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah