Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berkah Tahun Politik, Industri Petrokimia dan Plastik Optimis Tumbuh 5,5%

        Berkah Tahun Politik, Industri Petrokimia dan Plastik Optimis Tumbuh 5,5% Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (INAPLAS) Suhat Miyarso menilai pertumbuhan industri petrokimia dan plastik pada 2018 akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini akan didorong oleh tahun politik.

        "Dari internal kita kira-kira naik 5,5% sedikit di atas (proyeksi) pertumbuhan ekonomi nasional. Kita tahun lalu targetkan 5,5% juga, tapi tidak tercapai," ujar Suhat disela diskusi Inaplas di Jakarta, Senin (5/2/2018).

        Untuk tahun ini, dirinya optimis target tersebut akan dapat tercapai, lantaran gelaran Pilkada tahun ini akan meningkatkan kebutuhan industri makanan dan minuman. Tahun 2018 memang Indonesia akan menggelar pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) di 171 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.?

        "Tahun ini ada beberapa Pilkada. Biasanya, kalau Pilkada itu kebutuhan mamin dan barang lain seperti sandang meningkat sehingga otomatis kemasannya lebih banyak lagi dibutuhkan. Kemasan itu banyakan dari plastik sehingga nanti kita harapkan plastiknya juga naik, jadi kita optimis 2018 ini sedikit lebih baik dari 2017," jelasnya.

        Suhat menyatakan, pertumbuhan industri petrokimia memang sangat bergantung pada industri makanan dan minuman karena 40% dari produksi sektor industri petrokimia dan plastik diserap ke industri packaging dan banyak diserap di industri makanan dan minuman.

        Ia menilai dengan adanya gelaran Pilkada di 171 titik kota dan kabupaten maka kebutuhan sandang, makanan, dan minuman akan meningkat drastis yang secara otomatis juga akan meningkatkan permintaan kemasan.

        "Secara umum kita berharap 2018 pertumbuhannya lebih baik dari tahun lalu. Kenapa? Karena konsumsi akhir dari produk kita kebanyakan untuk industri makanan dan minuman," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: