
Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) memberikan apresiasi kepada Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita atas keberhasilannya memperjuangkan perpanjangan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk tahun 2025. Kebijakan yang sebelumnya berakhir pada Desember 2024 ini kembali diberlakukan dengan harga USD 6 per MMBTU untuk tujuh sektor industri, termasuk petrokimia dan plastik.
"Perpanjangan kebijakan HGBT ini sangat penting bagi industri petrokimia dan plastik nasional. Jadi, kami ucapkan terima kasih kepada Menteri Perindustrian Pak Agus Gumiwang beserta jajarannya yang telah memperjuangkan perpanjangan HGBT ini," kata Wakil Ketua Umum Inaplas, Edi Rivai, di Jakarta, Senin (27/1/2025).
Edi mengungkapkan, kebijakan HGBT memiliki dampak positif signifikan terhadap daya saing industri. Harga gas yang lebih kompetitif memungkinkan efisiensi operasional, sehingga produk lokal mampu bersaing dengan produk impor.
Baca Juga: Gas Murah Berlanjut, Menperin Usulkan HGBT Berdiri Sendiri: Jangan Bundling dengan Sektor Lain!
Selain itu, kebijakan ini juga memperkuat iklim investasi. Stabilitas harga gas, menurut Edi, menciptakan kepercayaan bagi investor untuk terus mengembangkan bisnis di Indonesia, baik melalui ekspansi kapasitas produksi maupun inovasi teknologi.
"Lalu pertumbuhan industri. Dengan biaya produksi yang lebih terkendali, kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan sektor industri manufaktur yang menjadi salah satu pilar utama perekonomian nasional," ujarnya.
Edi menambahkan, keberlanjutan lapangan kerja juga menjadi salah satu manfaat dari kebijakan ini. "Industri yang lebih kompetitif dan bertumbuh akan membantu menciptakan dan mempertahankan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia," katanya.
Baca Juga: HGBT Perpanjang Napas Industri, Menperin Optimis Target Ekonomi 8% Tercapai!
Ia juga menegaskan pentingnya komitmen dari pemasok gas seperti PGN untuk memastikan pasokan sesuai kontrak yang telah disepakati. "Jangan dibatasi lagi supply-nya, sesuai dengan kontrak yang diberikan. Kepastian pasokan gas dengan kualitas dan harga yang sesuai akan semakin memperkuat dampak positif dari kebijakan HGBT ini," papar Edi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya menyebut bahwa dampak positif kebijakan HGBT selama periode 2020-2023 mencapai Rp 247,26 triliun. Angka tersebut mencakup peningkatan ekspor sebesar Rp 127,84 triliun, peningkatan penerimaan pajak Rp 23,3 triliun, serta pengurangan subsidi pupuk sebesar Rp 4,94 triliun.
“Kebijakan HGBT yang diberikan kepada industri juga memberi nilai tambah sebesar enam kali lipat,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/1).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement