Menristek dan Dikti M Nasir mengatakan bahwa bisnis startup di Indonesia bisa tumbuh dan menjadi industri yang besar.
"Kita sekarang menghadapi tantangan besar di era Revolusi Industri ke-4. Bila dulu kita melihat secara fisik, tapi kini sudah cyber digital system," tegas Menristek pada acara National Startup Summit (NSS) 2018 dengan tema Startup for All, di Convention Hall ICE, BSD City, Tangerang, Selasa (6/2/2018).
Acara yang digagas oleh Chairman NSS 2018 yang juga CEO Arrbey Consulting Handito Joewono tersebut, dihadiri pula oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram, Dirjen Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Pangerapan, dan tokoh wirausaha yang juga Menteri Perumahan Rakyat periode 1983-1988 Cosmas Batubara.
Menristek mencontohkan, fenomena terkini dimana bisnis berbasis teknologi informasi mampu mendulang penghasilan hingga ratusan miliar rupiah. Misalnya, bisnis transportasi online. "Siapa yang menyangka mereka bisa menjadi besar seperti sekarang. Oleh karena itu, saya selalu mendorong agar pelaku bisnis startup bisa maju dan besar. Saya juga ingin anak muda era Milenial mampu menghasilkan inovasi terbaik untuk bisa menjual produk dalam negeri," ungkap Menristek.
Menristek juga menambahkan, pihaknya memiliki program strategis dalam mengembangkan bisnis startup di Indonesia. Yaitu, program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).
"Kita mendidik anak muda berjiwa wirausaha yang suka akan tantangan. Dari 661 orang anak muda yang masuk seleksi, kita mampu membentuk pelaku startup berkelas internasional sebanyak 15 orang. Saya pernah jumpa salah satunya berbisnis dan sukses di London," ungkapnya.?
Untuk itu, Ia mengimbau agar pelaku bisnis startup tidak takut akan kegagalan. Karena, menurutnya, dalam setiap kegagalan akan mendapatkan satu ilmu lain untuk menuju kesuksesan. "Dalam bisnis startup, kita akan menemukan tiga unsur penting, yaitu inovator, inverter, dan juga investor," kata dia lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengungkapkan, kunci keberhasilan pelaku bisnis startup dan wirausaha pemula harus memiliki lima poin penting, yaitu pengetahuan, skill, networking, menangkap peluang, dan sikap perilaku. "Meski kita berhasil lulus kuliah dengan Cum Laude, belum tentu berhasil secara ekonomi," tegas Agus.
Menurut Agus, lima kunci tersebut harus dimiliki karena saling terkait satu sama lain. "Pengetahuan tanpa skill, masih belum cukup untuk mencapai keberhasilan secara maksimal. Dengan skill tinggi kita bisa menciptakan brand yang dikenal punya pengaruh yang kuat dalam memasarkan produk dari seseorang sebagai pelaku bisnis startup. Tapi, pengetahuan dan skill juga akan lebih baik bila startup memiliki networking bisnis yang luas. Begitu pula bila perlu memiliki kemampuan lebih untuk menangkap peluang yang ada. Dan yang tak kalah penting adalah sikap perilaku seorang startup, yang juga bisa menentukan sukses tidaknya kita dalam berbisnis ke depan," kata Agus.
Sementara Chairman National Startup Center Handito Joewono mengakui bahwa Gerakan Kewirausahaan Nasional yang mulai digaungkan pada 2011 semakin meluas dampak dan semangatnya. "Oleh karena itu, dalam ajang summit ini kami ingin menyatukan seluruh bisnis startup dalam satu wadah dan himpunan untuk kemajuan bisnis startup nasional. Kita akan menyatukan energi dari para pelaku bisnis startup berbasis teknologi informasi di Indonesia," pungkas Handito.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah