Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Genjot Produksi Pangan, Jabar Bangun Tujuh Bendungan

        Genjot Produksi Pangan, Jabar Bangun Tujuh Bendungan Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Garut -

        Jawa Barat tahun ini akan menggenjot pembangunan infrastruktur bendungan (waduk) untuk peningkatan produksi pangan. Ada tujuh waduk yang sedang dan akan dikerjakan pada tahun ini. Selain itu, ada jua waduk yang dibangun untuk menanggulangi banjir dan persediaan air baku.

        Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar mengatakan ketujuh waduk itu ada di Sukamahi dan Ciawi (Bogor), Sadawarna, Cipanas (Subang-Sumedang), Matenggeng (Ciamis-Cilacap), Leuwi Keris (Ciamis-Tasikmalaya), dan Kuningan.?

        "Sukamahi dan Ciawi ini untuk buffer Jakarta, air baku, selain buat irigasi, dan PLTA. Pembebasan sudah selesai. Kemudian Sadawarna, antara Subang dengan Sumedang, ada juga Waduk Cipanas. Sedangkan di Sumedang ada tiga waduk, yakni Jatigede, Sadawarna, Cipanas. Kemudian Matenggeng, antara Ciamis dan Cilacap, ada juga Leuwi Keris antara Ciamis dan Tasikmalaya. Kemudian, ada satu lagi proyek Waduk Kuningan," jelas Wagub Jabar kepada wartawan, Rabu (7/2/2018).

        Demiz, sapaan Wagub Jabar, menyebutkan minimal ada empat fungsi waduk, yakni fungsi irigasi, PLTA, mengendalikan banjir, dan pariwisata. Sementara itu, proses pembangunan ketujuh waduk tersebut akan dimulai tahun ini.

        "Kita harus jadi lumbung pangan terbaik," tegas Demiz.

        Demiz menekankan bahwa pihaknya terus mendorong kesejahteraan serta berbagai fasilitas bagi para petani. Namun, dia pun meminta agar rantai pasok atau distribusi pangan khususnya beras harus terus dibenahi.

        "Jangan sampai impor merugikan petani. Petani, kita dorong terus untuk menanam dan berproduksi sebaik-baiknya. Tapi belum tentu sejahtera andaikata tidak dibenahi rantai pasoknya. Belum tentu juga meringankan masyarakat kalau padi surplus tapi masyarakat membelinya dengan harga mahal," ungkap Wagub.

        Dia menambahkan luas panen padi secara nasional bulan Januari 2018 sekitar 854.000 ha dengan hasil 4,51 juta ton GKG atau setara dengan 2,83 juta ton beras, surplus 329 ribu ton dibandingkan kebutuhan konsumsi 2,5 juta ton. Untuk panen Februari, sekitar 1,63 juta ha dengan produksi 8,67 juta ton GKG setara 5,43 juta ton beras atau surplus 2,93 juta ton beras, dan untuk Maret panen seluas 2,25 juta ha dengan prosuksi 8,8 juta ton GKG.

        "Kita harus meningkatkan produksi pangan dengan baik, sehingga betul-betul ketahanan pangan kita terjaga plus kesejahteraan petaninya juga meningkat dengan baik," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ratih Rahayu

        Bagikan Artikel: