Kebijakan pemerintah untuk terus menarik turun suku bunga perbankan ternyata juga berimbas pada pasar obligasi Tanah Air. Pasalnya, dengan adanya penurunan bunga perbankan, kupon surat utang mau tidak mau juga ikut rendah agar lebih kompetitif.
Ekonom Institute for Development and Economic of Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) ritel dan juga sukuk terus mengalami penurunan. Hal itu membuat penerbitan surat utang menjadi kurang menarik.
"Untuk SBN bertenor 10 tahun saja bunganya 6,3%. Dalam 1 tahun terakhir, bunga SBN turun secara rata-rata sebanyak 100 basis poin," katanya kepada Warta Ekonomi.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, hal itulah yang membuat pemerintah lebih memilih penerbitan obligasi valas atau global bond. Pasalnya, melalui penerbitan surat utang berdenominasi asing permintaannya selalu oversubscribed.?
Nanti jika Bank Indonesia (BI) dipertengahan tahun menaikkan suku bunga acuan 7 days repo ke 4,5%, baru obligasi dan sukuk menjadi menarik lagi.
"Fed rate prediksinya bakal naik 25 bps bulan Maret. Nah, kalau BI juga naikkan suku bunga, pasar obligasi lokal kembali bergairah," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Fauziah Nurul Hidayah