Memasuki tahun ke empat sebagai Bank Buku II, Bank Multiarta Sentosa (MAS) semakin menunjukkan eksistensinya. Bank MAS kini jauh dari kesan konservatif karena sudah memiliki ATM, internet banking, dan 31 kantor cabang di seluruh Indonesia.
Secara keuangan, pertumbuhan Bank MAS dapat dilihat dari kinerjanya yang selalu tumbuh positif dari tahun ke tahun. Hingga bulan Oktober tahun 2017, perusahaan telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus. Pinjaman tumbuh dari Rp3,9 triliun di tahun 2016 menjadi Rp4,95 triliun, mendekati target tahun ini yang sebesar Rp5,25 triliun. Pendanaan juga tumbuh jauh di atas harapan, Rp8,9 triliun dari sebelumnya Rp5,7 triliun di 2016. Pertumbuhan ini dicapai dalam empat tahun terakhir, yang sebelum penambahan modal oleh Wings Group asset Bank Mas dibawah Rp1 triliun.
Presiden Direktur Bank MAS, Ho Danny Hartono, mengungkapkan pertumbuhan Bank MAS tidak lepas dari peran Wings Group yang memberikan tambahan modal di 2013 lalu, dan kerja sama yang baik antara karyawan, komisaris, direksi, serta dukungan dari nasabah yang membuat perusahaan menjadi lebih berkembang pesat. Sejumlah langkah ekspansi telah diselesaikan dalam waktu empat tahun terakhir, seperti pengadaan kartu debit dan anjungan tunai mandiri (ATM), menyediakan internet banking baik bagi perorangan maupun korporasi?penambahan kantor cabang di berbagai kota seluruh Indonesia, dan mendapatkan izin sebagai Bank Devisa. Menurut Danny, pembukaan kantor cabang menjadi salah satu kunci kesuksesan Bank MAS dalam melakukan ekspansinya.
Perusahaan memilih kota-kota yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, seperti Medan, Palembang, Lampung, Semarang, Kudus, Malang, dan Makassar. Tahun 2018, Bank MAS berencana akan membuka kantor cabang di Pontianak, Banjarmasin, Solo, Purwokerto, dan Cirebon.
Dalam memasarkan produknya, Bank MAS memanfaatkan hubungan relasi dan hubungan baik antara bank dengan nasabah. Perusahaan tidak hanya menginginkan hubungan rekening, tetapi juga hubungan yang lebih personal. Tujuannya agar perusahaan mengetahui siapa nasabahnya, dan nasabah juga tahu mengenai Bank MAS. Itu akan meningkatkan kepuasan nasabah yang akan berkembang ke level berikutnya. Jadi, ketika nasabah membutuhkan, dia akan datang lagi ke Bank MAS.
?Dan lebih bagus lagi, nasabah mau merekomendasikan Bank MAS ke teman dan saudara. Itu memang tidak mudah, tapi kita arahnya ke sana,? ujar Danny.
Danny melanjutkan, strategi tersebut juga berdampak positif ke hal lain, seperti Non-Performing Loan (NPL) Bank MAS yang kecil, yaitu sebesar 0,7% hingga Oktober 2017. Kedekatan dengan nasabah membuat permasalahan mudah untuk didiskusikan. Kecilnya NPL merupakan salah satu dampak dari kebijakan perusahaan ketika mencari nasabah baru, sangat memperhatikan karakter, latar belakang, potensi dan kemampuan usaha, baru kemudian jaminan kredit.
Untuk penyaluran kredit, Bank MAS memprioritaskan pada usaha-usaha produktif. Hingga bulan Oktober 2017, persentase kredit 70,41% untuk komersial, 27,75% untuk usaha kecil, sementara konsumen hanya 1,84%. Beberapa sektor kredit usaha kecil dan komersial yang dimasuki tersebar, antara lain di sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 33,04%,industri pengolahan sebesar 29,00%, transportasi pegudangan dan komunikasi sebesar 8,9%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 6,81%,?penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman sebesar 6,50%, konstruksi sebesar 5,24%, dan kredit individual untuk kepemilikan rumah dan pemilihan kendaraan sebesar 1,84%.
Langkah ekspansi yang dilakukan merupakan rencana strategis 5 tahun, yaitu membawa Bank MAS menjadi bank menengah. Untuk mencapainya tidak mungkin melompat langsung ke atas, tetapi step by step. Perusahaan harus tumbuh besar, kuat, dan sehat. Dengan aset Rp10,5 triliun, Bank MAS telah sampai di salah satu tahap itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: