Jepang telah memperingatkan mitra G20-nya bahwa proteksionisme dan pertukaran tindakan pembalasan akan mengganggu pasar keuangan dan meningkatkan volatilitas.
?Saya mengatakan kepada rekan G20 saya bahwa tidak ada negara yang akan mendapat manfaat dari kebijakan yang berwawasan ke dalam berdasarkan proteksionisme,? tutur Menteri Keuangan Jepang Taro Aso kepada wartawan setelah pertemuan makan malam para pemimpin keuangan G20 pada hari Kamis (20/4/2018).
Dalam pidato para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral, Aso menekankan perlunya menyelesaikan ketidakseimbangan global di bawah kerangka multilateral, bukan bilateral.
Dia juga mengatakan pasar mata uang tetap rentan terhadap guncangan tiba-tiba yang dapat mengganggu aliran modal pasar yang muncul, karena bank sentral ekonomi maju mulai memutar kembali program stimulus krisis-mode mereka.
"Tetapi tidak ada diskusi spesifik tentang pergerakan nilai tukar pada pertemuan G20," tutur Aso, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (20/4/2018).
Kekhawatiran perang dagang global terlihat mendominasi pembicaraan pada pertemuan G20, dengan peringatan Dana Moneter Internasional bahwa proteksionisme dapat melukai pertumbuhan global yang kuat.
Komentar Aso mengikuti pertemuan puncak awal pekan ini antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden AS Donald Trump, yang membeberkan perbedaan antara kedua negara tentang cara membingkai negosiasi perdagangan.
Kedua pemimpin sepakat untuk mengintensifkan konsultasi perdagangan untuk memperluas investasi dan perdagangan bilateral. Tapi sementara Trump menegaskan kembali keinginannya untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dengan Jepang melalui kesepakatan perdagangan bilateral, Abe mengulangi seruannya kepada Amerika Serikat untuk bergabung kembali dengan kesepakatan Trans-Pacific Partnership (TPP) multilateral.
Aso dan mitranya dari AS Steve Mnuchin akan bertemu untuk pembicaraan bilateral pada hari Jumat di sela-sela pertemuan G20 dan IMF, menurut kementerian keuangan Jepang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo