Bank Indonesia (BI) mengakui era teknologi digital atau era revolusi industri 4.0 telah memberikan alternatif baru dalam transaksi pembayaran. Bila dahulu masyarakat hanya mengenal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/debit, saat ini masyarakat juga mengenal transaksi pembayaran melalui uang elektronik, mobile phone, QR code payment, dan RFID.
Menurut Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Onny Widjanarko, banyaknya alternatif baru sistem pembayaran ini telah menggeser perilaku/ ebiasaan masyarakat dalam bertransaksi.
Hal ini dapat dilihat dari transaksi ATM/debit di mana transaksi belanja yang menggunakan kartu debit hanya tumbuh 12,7% pada Januari 2018, lebih rendah dibandingkan posisi Januari 2017 yang sebesar 18,4% (yoy).
"Terjadi peralihan transaksi debit (POS) ke delivery channel (online). Transaksi delivery channel pada Januari 2018 tumbuh 26,5% (yoy), tumbuh lebih tinggi dibandingkan Januari 2017 yang sebesar 16,5% (yoy)," kata Onny dalam seminar "Strategi Zaman Now?Perkuat Sistem Pembayaran Nontunai" yang digagas Warta Ekonomi di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Lebih rinci disebutkan, pertumbuhan transaksi delivery channel paling besar ialah transaksi melalui phone banking?yang tumbuh sebesar 80% (yoy);?SMS/mobile banking tumbuh sebesar 38,5% (yoy); dan internet banking tumbuh sebesar 25,3% (yoy).
Pada Januari 2018, skala transaksi uang elektronik juga naik pesat menjadi Rp112,6 miliar/hari, dari Rp63,1 miliar/hari pada Desember 2017. Peningkatan rata-rata ticket size yang diikuti penurunan floating fund mengindikasikan peningkatan kebutuhan likuiditas
"Data terakhir meningkat, hampir 400% transaksi uang elektronik setelah pemberlakukan uang elektronik di jalan tol," ucap Onny.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: