Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        55 Warga Palestina Tewas dalam Bentrokan Berdarah di Gaza

        55 Warga Palestina Tewas dalam Bentrokan Berdarah di Gaza Kredit Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
        Warta Ekonomi, Gaza -

        Aksi kekerasan antara ratusan warga Palestina dan tentara Israel di Jalur Gaza timur dekat perbatasan dengan Israel menyebabkan sedikitnya 55 orang Palestina tewas dan 2.771 cedera, sumber-sumber medis mengatakan dalam sebuah pernyataan.

        Ashraf al-Qedra, juru bicara kementerian kesehatan di Gaza, mengatakan kepada wartawan bahwa tentara Israel telah menembak mati 55 orang Palestina dan melukai 2.771 orang lainnya, hari paling berdarah sejak berakhirnya serangan besar-besaran Israel yang dilancarkan di Jalur Gaza pada musim panas 2014.

        Dia juga mengatakan bahwa tujuh orang Palestina yang tewas pada hari Senin (14/5/2018) adalah anak-anak, dan menambahkan bahwa 54 orang terluka berada dalam kondisi yang sangat kritis.

        "Sekitar 1.204 orang terluka oleh peluru tajam, 13 peluru logam berlapis karet, 133 pecahan peluru dan 837 menderita sesak napas karena gas air mata," ujar al-Qedra, yang menuduh tentara Israel melakukan pembantaian terhadap orang-orang yang tak berdaya, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Selasa (15/5/2018).

        Aksi pemogokan umum mendominasi Jalur Gaza pada hari Senin (14/5/2018), yang melibatkan sekolah, universitas, bank dan toko, dan jalan-jalan kosong dari lalu lintas dan pejalan kaki. Ban dibakar di persimpangan jalan-jalan utama untuk memprotes pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem.

        Bus dan truk mengumpulkan orang-orang dari jalanan dan lingkungan dan dekat masjid, sementara pengeras suara masjid meminta orang untuk bergabung dengan pawai satu juta warga Palestina. Kendaraan mengambil ratusan peserta ke daerah-daerah di Jalur Gaza timur dekat perbatasan dengan Israel.

        Front Populer untuk Membebaskan Pemimpin Palestina atau The Popular Front to Liberate Palestine Jamil Mizher mengatakan kepada wartawan "Hari ini orang-orang kami menuju ke wilayah Jalur Gaza timur untuk mengubah sejarah dan mencatat titik penting dalam sejarah dan perjuangan mereka."

        "Orang-orang kami akan mengatakan tidak untuk semua konspirasi yang menargetkan tujuan Palestina kami, hak untuk kembali dan Yerusalem. Konspirasi ini tidak akan berlalu dan orang-orang kami bersikeras merebut hak sah mereka dari musuh dan mencapai kembalinya, kebebasan dan kemerdekaan," tuturnya.

        Kepala Sub-delegasi Komite Internasional Palang Merah di Gaza, Gilan Devorn, sebelumnya pada hari Senin (14/5/2018) menyerukan untuk menghindari kerugian dan korban di kalangan warga Palestina untuk bergabung dengan protes massa melawan Israel di Jalur Gaza timur.

        Devorn mengatakan pada konferensi pers di Rumah Sakit Shiffa di Gaza: "Kami meminta semua pihak untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang layak untuk meminimalkan korban sipil dan menghindari kerugian dan korban," tegasnya.

        Juru bicara gerakan Hamas Islam Hazem Qasem mengatakan sebelumnya bahwa "Palestina tidak akan menerima dengan segala cara untuk tetap hidup di bawah pengepungan yang dikenakan di Jalur Gaza, dan mereka bertekad untuk menulis dokumen penentuan nasib mereka sendiri."

        Pemimpin Hamas di Gaza Mahmoud Zahar mengatakan kepada wartawan selama keikutsertaannya dalam demonstrasi di Jalur Gaza selatan, bahwa meskipun kejahatan pembunuhan melukai warga Palestina, "kami akan melanjutkan pawai kami sampai tujuan kami tercapai."

        "Ancaman Israel menargetkan para pemimpin Hamas dan militan Palestina mencerminkan sebuah aksi terorisme, bahwa Israel berlatih melawan orang-orang kami dan bukti kegagalannya untuk menghadapi rakyat Palestina," pungkas Zahar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: