Salah satu produsen speaker pintar, Amazon, berencana merambah bisnis speaker pintar mereka ke segmen bisnis, seperti perkantoran (coworking space) dan perhotelan. Amazon lewat Amazon Echo-nya, bersama perusahaan lain, seperti Google lewat Google Home; Apple lewat Apple Homepad-nya; dan Microsoft lewat Invoke-nya telah lama bersaing di bisnis speaker pintar. Namun, sejauh ini produk mereka menyasar pengguna rumah pintar.
Baru-baru ini, Amazon mengumumkan rencana mereka melakukan ekspansi bisnis speaker pintar ke segmen UKM, seperti perhotelan dan perkantoran coworking spaces. Dengan besutan asisten suara ?Alexa?, Amazon ingin mengubah wajah mereka yang selama ini dikenal sebagai perusahaan yang berorientasi pada konsumen, menjadi perusahaan yang juga menyasar segmen business to business (B2B). Amazon sebelumnya meluncurkan?lini produk yang didedikasikan untuk segmen tersebut lewat Amazon Web Services.
Chief Technology Officer Amazon, Werner Vogels, menyatakan masuknya Alexa ke perkantoran akan mengembangkan kemampuan kecerdasan buatannya ke jenis percakapan baru. Di sisi lain, kalangan pebisnis juga kebanyakan masih terjebak pada produk-produk dengan teknologi yang berorientasi pada konsumen di era 1990-an. Amazon menambah dukungan ke suara agar otomatisasi pekerjaan di kantor bisa melompati beberapa generasi. Ini menjadi peluang di mata Vogels.
?Jenis bahasa yang kita gunakan di kantor terkadang sangat berbeda dari yang biasa kita gunakan di rumah. Alexa akan sangat meningkat kemampuannya dengan mengekspos pada berbagai jenis percakapan atau pernyataan yang berbeda-beda,? kata dia.
Produk Amazon untuk segmen B2B ada beberapa, termasuk Amazon Web Services dan Alexa Echo for Business. Pada tahap awal, pihaknya telah menggandeng Concur dan Salesforce untuk meningkatkan kemampuan Alexa, dan juga memiliki beberapa customer, seperti CapitalOne dan Wynn Hotel. Namun, diakuinya masih ada beberapa tantangan, seperti tren meningkatnya pekerja paruh waktu yang sebagian besar dari mereka sangat skeptis untuk menggunakan speaker pintar di rumah mereka.
Alexa for Business sendiri sebetulnya sudah mulai diuji coba pada November lalu. Uji coba yang dilakukan fokus pada beberapa fungsi dasar?yang sama dengan Amazon Echo?seperti mengatur temperatur udara. Namun, ini juga dikembangkan untuk merespons perintah, seperti menurunkan proyektor, meredupkan lampu, menemukan arah, memesan ruangan (meeting), dan melaporkan isu teknologi.
?Hanya dalam beberapa bulan, customer kami telah menyusun ratusan skill yang memungkinkan pegawai menggunakan asisten suara untuk mengerjakan berbagai hal, seperti memperoleh briefing berita internal dan menanyakan pukul berapa help desk mereka tutup,? kata dia.?
Akan tetapi, fitur Alexa paling populer yang digunakan para ?kerah putih? adalah conference calls. Pihaknya telah menciptakan kemampuan yang memungkinkan Anda memberi perintah: ?Alexa, mulai rapat saya?. Ketimbang mencari nomor pegawai di berbagai departemen satu per satu, sistem akan secara otomatis melakukan panggilan. Pengembangan Alexa ke depan bisa saja mengintegrasikan layanan dengan produk lain, seperti G Suite dan Microsoft Office. Ini bisa menjadi poin penjualan utama bagi perusahaan-perusahaan yang tengah mempertimbangkan menambah atau membeli layanan suara.??
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: