Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penjualan Semen Tiga Roda di Kalsel Naik

        Penjualan Semen Tiga Roda di Kalsel Naik Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
        Warta Ekonomi, Kotabaru -

        Penjualan semen merk Tiga Roda di wilayah Kalimantan Selatan, selama Januari-April 2018 naik 0,8 persen dari 21,8 persen pada periode yang sama tahun lalu menjadi 22,6 persen.

        Asisten General Manager Indocement Tunggal Prakarsa Kabupaten Kotabaru Agus Erfien didampingi Media Officer Rizky Dinihari, Kamis mengatakan semen Tiga Roda periode Januari-April 2018 terjual sebanyak 26.754 ton atau sekitar 22,6 persen dari total penjualan domestik sebanyak 339.014 ton.

        "Sedangkan total penjualan selama 2017 sebanyak 259.269 ton atau sekitar 23,8 persen dari total penjualan semen Tiga Roda pada pasar domestik sebanyak 1.087.425 ton," kata Rizky wartawan saat acara berbuka puasa bersama di Kotabaru.

        Dikatakan, faktor naiknya penjualan Semen Tiga Roda di wilayah Kalimantan Selatan diantaranya, masyarakat mulai mengetahui kualitas dan kandungan semen yang diproduksi Indocement Tuggal Prakarsa.

        Selain itu, dengan mulai terealisasinya program pembangunan di daerah, terutama proyek-proyek pemerintah telah mendongkrak penjualan semen merk Tiga Roda.

        Dengan dimulainya program pembangunan, permintaan akan semen Tiga Roda meningkat, meski di Kalimantan Selatan sendiri sudah ada produsen semen merk lain yang juga turut berkompetitif di pasaran.

        "Alhamdulillah, meski ada produk lain permintaan Tiga Roda tetap naik," tandasnya.

        Sementara itu, secara keseluruhan total konsumen domestik Indonesia naik sekitar 6.6 persen dibandingkan tahun lalu. Volume penjualan semen domestik Perseroan tumbuh sebesar 9.6 persen dan pangsa pasar Perseroan tumbuh menjadi 26.4 persen dikuartal pertama dibandingkan kuartal 2017 yaitu 25.6 persen.

        Kenaikan penjualan, hanya mempengaruhi pendapatan neto sebesar 1,9 persen dari Rp3,376 miliar menjadi Rp3,439 miliar diakibatkan penurunan harga sebagai dampak persaingan yang ketat, terutama di pasar perumahan dalam rangka mempertahankan pangsa pasar.

        Laba bruto menurun 15,2 persen menjadi Rp986,9 miliar, sedangkan tahun 2017 sebesar Rp1,163 triliun.

        Dampak dari kenaikan beban pokok pendapatan dapat diatribusikan terutama kepada beban bahan bakar dan listrik sebesar Rp172 miliar yang menyebabkan penurunan lebih jauh dari marjin laba bruto Perseroan menjadi rekor terendah sebesar 28.7 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: