Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pembangunan RS Ainun Habibie Butuhkan Rp842 Miliar

        Pembangunan RS Ainun Habibie Butuhkan Rp842 Miliar Kredit Foto: Id.wikipedia.org
        Warta Ekonomi, Gorontalo -

        Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Gorontalo, Budi Sidiki, mengatakan, pembangunan Rumah Sakit (RS) Ainun Habibie diprakirakan membutuhkan anggaran Rp842 miliar.

        "Investasi Pengembangan RS Ainun terdiri dari tiga unsur utama, yakni proyek pekerjaan fisik rumah sakit senilai Rp490,4 miliar dan pengadaan alat kesehatan senilai Rp184,8 miliar," katanya, di Gorontalo, Jumat (13/7/2018).

        Sementara biaya lainnya yakni Rp66,17 miliar, biaya contigencies Rp53,37 miliar, dan biaya keuangan Rp10,67 miliar.

        Menurutnya, RS Ainun Habibie saat ini baru berstatus tipe D. Pembangunan RS Ainun diharapkan bisa menjadi rumah sakit tersier tipe B dengan kapasitas 200 tempat tidur.

        RS Ainun direncanakan menjadi rumah sakit unggulan di bidang penyakit ginjal, mata, jantung, dan kanker. RS tersebut juga bakal menjadi rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang masih dalam tahap rintisan.

        Sementara itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo?melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) telah merampungkan penyusunan proposal bisnis pengembangan RS Ainun Habibie. Sebelumnya, Tim Konsultan Bappenas, Tim Pemprov Gorontalo, dan Tim dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar rapat di kantor BKPM di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

        Outline Business Case (OBC) atau Kajian Awal Prastudi Kelayakan senilai Rp842 miliar siap diajukan kepada calon investor pada acara Market Sounding (MS) yang rencananya akan digelar di Kantor BKPM di Jakarta pada 18 Juli 2018.

        Perwakilan dari BKPM Jakarta, Yus Harmen, mengemukakan, saat market sounding nanti ditargetkan ada 100 orang yang akan hadir dari unsur perbankan, perusahaan konstruksi BUMN dan swasta, perusahaan alat kesehatan, konsultan, kementrian, dan lembaga serta perwakilan negara-negara sahabat. Market sounding menjadi ajang pemaparan profil proyek kepada pihak ketiga.

        Selain aspek keuangan, spesifikasi proyek serta aspek hukum dan perizinan. Market Sounding juga menerima masukan dari investor mengenai skema pembiayaan yang diinginkan.

        "Jadi, market sounding tidak hanya pemaparan tentang rencana pembiayaan, tetapi juga menjadi wadah untuk menerima masukan terkait dengan skema pembiayaan yang diharapkan oleh para calon investor. Istilahnya, bagaimana dengan selera pasar. Mereka tertarik tidak dan seterusnya," kata Yus. (FNH/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: