PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp38,9 triliun sepanjang semester pertama 2018 atau meningkat sebesar 32% dibandingkan Rp29,4 triliun pada periode yang sama tahun 2017.?
Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk, Sara Loebis, mengatakan bahwa peningkatan pendapatan bersih ini didorong oleh peningkatan kinerja dari seluruh lini bisnis milik Perseroan. Kinerja mesin konstruksi sebesar 36%, kontraktor penambangan 45%, pertambangan 15%, dan industri konstruksi 4% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.
"Peningkatan kinerja operasional dan margin pendapatan yang lebih tinggi mendorong peningkatan laba bersih Perseroan tumbuh sebesar 60% mencapai Rp5,5 triliun dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp3,4 triliun," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (26/7/2018).
Menurutnya, pada semester pertama 2018, segmen usaha mesin konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 37% menjadi 2.400 unit, dibandingkan dengan 1.751 unit pada periode yang sama tahun 2017.?
"Ini karena adanya peningkatan penjualan di sektor pertambangan, perkebunan, dan konstruksi. Komatsu mampu mempertahankan posisi sebagai market leader alat berat dengan pangsa pasar domestik sebesar 36% (sumber: riset pasar internal)," jelasnya.?
Penjualan produk merek lainnya, yaitu UD Trucks mengalami peningkatan dari 276 unit menjadi 417 unit sementara penjualan produk Scania sedikit turun dari 553 unit menjadi 533 unit.
Ia mengemukakan meningkatnya penjualan alat berat dan kebutuhan pelanggan untuk memperpanjang life cycle alat berat mendorong peningkatan penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat sebesar 35% menjadi Rp4,4 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi meningkat sebesar 24% menjadi Rp13,9 triliun.
Sementara itu, segmen usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) pada semester pertama 2018 membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 32% menjadi Rp17,4 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara dari 52,3 juta ton menjadi 56,6 juta ton. Aementara itu volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat dari 360,9 juta bcm menjadi 444,9 juta bcm.
Lalu, segmen usaha pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung, total penjualan batu bara sampai dengan Juni 2018 mencapai 4,4 juta ton atau meningkat sebesar 22% dari 3,6 juta ton pada periode yang sama tahun 2017. Peningkatan volume penjualan batu bara dan kenaikan rata-rata harga jual batu bara yang signifikan membuat pendapatan unit usaha pertambangan meningkat sebesar 51% menjadi Rp6,0 triliun.
Adapun segmen usaha industri kontruksi yang dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,7 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,0 triliun pada periode yang sama tahun 2017. Sementara itu, laba bersih meningkat sebesar 14% menjadi Rp73 miliar. Nilai kontrak baru yang diperoleh sampai dengan Juni 2018 mencapai Rp300 miliar.
Ia juga menuturkan bahwa Bhumi Jati Power (BJP) yang 25% sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan akan mengembangkan serta mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah. Sampai dengan Juni 2018, progres pembangunan proyek ini telah mencapai 28,5% dan dijadwalkan akan memulai operasi secara komersial pada 2021.?
"BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation, dan Kansai Electric Power Co Inc," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: