Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Abu Ampas Tebu Minimalkan Limbah Kromium Hingga 57%

        Abu Ampas Tebu Minimalkan Limbah Kromium Hingga 57% Kredit Foto: Antara/Jojon
        Warta Ekonomi, Malang -

        Abu ampas tebu hasil penelitian mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Universitas Brawijaya (UB) Malang mampu meminimalkan pencemaran berupa limbah logam berat kromium hingga 57%.

        "Kami memilih abu ampas tebu sebagai sumber silika karena kandungan silikanya cukup tinggi. Selain itu, saat ini abu ampas tebu kurang begitu dimanfaatkan, padahal jumlah abu ampas tebu hasil sisa pengolahan tebu pada industri gula sangat melimpah," kata Joshia Christa Pradana, salah seorang anggota tim peneliti abu ampas tebu tersebut di Malang, Jawa Timur, Sabtu (28/7/2018).

        Menurut dia, di Indonesia abu ampas tebu bisa mencapai 10,2 juta ton per tahun. Jumlah itu sangat besar dan sayang jika tidak dimanfaatkan, padahal potensi dan kegunaannya cukup besar.

        Ia menerangkan, pencemaran logam berat merupakan suatu masalah yang menjadi fokus pada pengolahan limbah industri. Logam berat kromium banyak digunakan dalam industri kimia yang menyebabkan logam kromium umumnya ikut terbuang dan dapat mencemari air sungai serta air tanah.

        Padahal, apabila logam kromium terkonsumsi oleh makhluk hidup, akan berdampak buruk pada kesehatan. Selain itu, selama ini metode paling umum serta efisien untuk pengolahan limbah adalah metode adsorpsi atau penyerapan.

        Silika telah digunakan sebagai bahan penyerapan dalam pengolahan limbah logam berat, tetapi sulit untuk diregenerasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakannya magnetit (Fe3O4) sebagai adsorben yang dapat diregenerasi.

        Namun, magnetit memiliki sifat yang sangat mudah teroksidasi dan mudah larut dalam kondisi asam sehingga dilakukan modifikasi permukaan magnetit dengan cara melapisi permukaan magnetit dengan silika. Selain itu, sifat permukaan silika yang luas menyebabkan daya penyerapan yang semakin tinggi.

        Dari permasalahan inilah, katanya, ia bersama dua rekannya, yakni Indah Feliana dan Philio Valerino bersama dosen pembimbing A.S. Dwi Saptati melakukan penelitian yang didanai oleh Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan memanfaatkan silika dari limbah abu ampas tebu untuk penyalutan nanopartikel besi sebagai bahan penyerap dalam penyisihan (meminimalkan) logam berat kromium.

        Anggota tim peneliti lainnya, Philio Valerino (Teknik Kimia 2016), menambahkan, penelitian ini dilakukan dengan ekstraksi silika dari abu ampas tebu sehingga didapatkan natrium silikat yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat magnetit bersalut silika melalui metode elektrodeposisi.

        Elektrodeposisi merupakan pengendapan logam pada katoda selama elektrolisis. Hasil dari penelitian ini, magnetit bersalut silika dapat menyerap logam kromium hingga 57%.

        "Kami berharap penelitian ini bisa menjadi alternatif pada unit pengolahan limbah dalam industri kimia, khususnya dalam pengolahan limbah logam kromium sehingga limbah ini tidak membahayakan lingkungan dan makhluk hidup serta pertumbuhan industri kimia juga tidak terhambat," ujar Indah Feliana (Teknik Kimia 2016), ketua tim peneliti. (FNH/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: