Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Masih Jadi Destinasi Utama Investasi Global di Industri Kimia Dasar

RI Masih Jadi Destinasi Utama Investasi Global di Industri Kimia Dasar Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan Indonesia masih menjadi destinasi utama investasi global di sektor manufaktur, terutama industri kimia dasar.

Hal tersebut ditunjukkan dengan peresmian pabrik baru PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten yang menandai realisasi komitmen investasi jangka panjang dari Lotte Group.

Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pengembangan Sektor Maritim dan Logistik Jadi Prioritas

Ini disampaikan Menperin usai acara peresmian pabrik PT LCI oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Cilegon, beberapa waktu lalu.

Menperin menjelaskan, keberadaan pabrik baru ini diharapkan semakin memperkuat sektor industri kimia, terutama petrokimia hulu yang menjadi tulang punggung bagi berbagai industri hilir seperti farmasi, makanan dan minuman, elektronik, hingga otomotif. 

“Industri kimia memiliki peran strategis sebagai penyedia bahan baku esensial bagi berbagai sektor industri. Karena itu, penguatan kapasitas produksinya menjadi prioritas nasional,” ungkapnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Senin (10/11).

Kinerja sektor manufaktur Indonesia terus menunjukkan tren positif di tengah tantangan global. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober 2025 tercatat sebesar 51,2%, dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) mencapai 53,50% dengan 22 subsektor mengalami ekspansi. Pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas pada Triwulan – II 2025 juga mencapai 5,6%, sementara sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil tumbuh lebih tinggi sebesar 6,7%.

Selain itu, sektor industri manufaktur masih menjadi motor utama ekonomi nasional dengan realisasi investasi mencapai Rp366,6 triliun pada semester I tahun 2025, atau sekitar 38,9% dari total investasi nasional. Sementara dari sisi ekspor, sektor industri pengolahan nonmigas menyumbang 79,9% dari total ekspor Indonesia pada periode Januari–Agustus 2025.

“Data tersebut menegaskan peran vital industri manufaktur, termasuk sektor kimia dasar, dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional,” tuturnya.

Menperin mengungkapkan, kebutuhan bahan kimia nasional pada tahun 2024 mencapai lebih dari 53 juta ton per tahun, dengan 72% di antaranya berbasis migas dan batubara. Namun, kapasitas produksi dalam negeri belum mampu memenuhi seluruh permintaan tersebut, sehingga impor petrokimia masih mendekati USD 11 miliar per tahun dan meningkat sekitar 10% setiap tahunnya.

“Karena itu, pembangunan pabrik Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (LINE) menjadi langkah strategis mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan kimia dasar,” ujar Menperin. Dengan nilai investasi hampir Rp60 triliun, proyek LINE menjadi salah satu investasi terbesar di Indonesia sekaligus menghadirkan fasilitas Nafta Cracker kedua di Tanah Air setelah lebih dari 30 tahun.

Selain memberikan multiplier effect bagi industri nasional, pabrik baru PT LCI juga tentu akan membuka peluang bagi tumbuhnya industri turunan baru berbasis produk aromatik dan olefin. “Investasi ini tidak hanya memperkuat rantai pasok nasional, tetapi juga meningkatkan daya saing industri kimia Indonesia di pasar global,” lanjut Menperin.

Menperin menegaskan, pengembangan industri kimia sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam Asta Cita, khususnya dalam memperkuat struktur industri, meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, serta memperluas potensi ekspor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: