Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kalapas: Napi Keluhkan Tak Bisa 'Indehoy' dengan Pasangan

        Kalapas: Napi Keluhkan Tak Bisa 'Indehoy' dengan Pasangan Kredit Foto: Antara/Adeng Bustomi
        Warta Ekonomi, Bekasi -

        Lembaga Pemasyarakatan Cikarang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memperketat pengawasan setelah Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan operasi tangkap tangan terhadap Kepala Lapas Sukamiskin Wahid Husen.

        "Meski tidak dihuni narapidana kelas kakap, potensi pelanggaran di semua lapas relatif sama," kata Kepala Lapas Cikarang Kadek Anton Budiharta di Cikarang, Minggu (29/7/2018).

        Kadek mengakui?janji atau gratifikasi dalam bentuk lain selalu terjadi di setiap Lapas.

        "Yang terjadi di Bandung, terjadi juga di sini. Akan tetapi, petugas di sini melakukan pengawasan terkait dengan hal tersebut. Saya pastikan penambahan fasilitas dan sebagainya tidak ada di Lapas Cikarang," katanya.

        Ia mengatakan bahwa pihaknya juga meningkatkan pengawasan terhadap barang yang masuk dan keluar, seperti barang elektronik, telepon genggam, dan narkoba.?Menurut dia, sejak lama, setiap 2 hari sekali atau seminggu tiga kali pihaknya melakukan razia rutin untuk memastikan tidak ada barang yang dilarang masuk, termasuk narkoba.

        Meskipun demikian, dia juga menyampaikan bahwa Napi juga manusia biasa. Yang ingin menikmati kebutuhan biologis bersama para pasangannya. Kata Kadek, hal itu menjadi persoalan penting di lapas binaanya tersebut.

        "Ini (hubungan biologis atau indehoy) belum terfasilitasi karena tidak diatur dalam regulasi. Padahal, pemenuhan kebutuhan hubungan suami istri para napi terbilang penting.?Karena kebutuhan biologis tidak terpenuhi, praktik penyalahgunaan izin keluar hingga penggunaan ruang khusus untuk bertemu dengan suami atau istri diduga sangat mungkin terjadi,.

        "Keluhan terkait dengan pemenuhan kebutuhan biologis ini selalu disuarakan para napi, bahkan melebihi keluhan tentang fasilitas yang ada," katanya.

        Ia menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan biologis itu harus menjadi perhatian serius. Pasalnya, apabila tidak terpenuhi, dikhawatirkan timbul masalah baru, salah satunya perubahan orientasi seksual.

        "Karena akibat lama tidak berhubungan dengan pasangan, orientasi seksualnya berubah. Karena lama tidak melihat lawan jenis, melihat sesama jenis pun timbul rasa suka. Dikhawatirkan pula menular. Hal ini bukan tidak mungkin," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: