PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp2 miliar pada semester I-2018. Laba bersih ini diperoleh setelah sejak 2015 hingga akhir 2017 membukukan rugi bersih masing-masing sebesar Rp181,4 miliar; Rp391,4 miliar; dan Rp187,8 miliar.
Perolehan laba bersih tersebut melonjak sebesar 102% dibandingkan perolehan pada semester I-2017 dengan rugi bersih sebesar Rp128,2 miliar.
Direktur Keuangan BWPT Henderi Djunaidi mengatakan peningkatan laba bersih ini seiring dengan kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) pada semester I-2018 mencapai 718.100 ton atau meningkat 15% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan produksi minyak kelapa sawit (CPO) dan palm kernel (PK) mengalami kenaikan masing-masing sebesar 13% dan 21,6% dibanding semester I-2017 sehingga menjadi 155.761 MT dan 25.890 MT.
"Diharapkan pencatatan laba bersih ini bisa berlanjut hingga akhir tahun 2018 sekaligus sebagai momentum kebangkitan kinerja perseroan," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Pada semester I-2018 ini?perseroan mencatatkan pertumbuhan EBITDA 9% menjadi Rp508,6 miliar, sedangkan laba sebelum pajak berhasil meningkat 78% dibanding semester I-2017. Namun demikian, pendapatan perseroan mengalami penurunan 6% menjadi Rp1,4 triliun.
Penurunan penjualan ini sebagian besar disebabkan?penundaan pengiriman atau pengambilan CPO sehubungan libur panjang di bulan Juni. Faktor turunnya harga CPO hanya berkontribusi sebesar 4% terhadap penurunan pendapatan perseroan.
"Pada semester satu ini perseroan tercatat memiliki stok CPO sebesar 42.342 MT, hampir tiga kali lipat stok pada semester satu tahun lalu. Adapun stok PK mencapai 10.073 MT. Stok CPO dan PK ini hanya menunggu waktu pelaksanaan pengiriman atau pengambilan oleh pembeli," kata Henderi.
Secara umum, menurut Henderi, pencapaian peningkatan kinerja keuangan ini sebagai hasil dari beberapa inisiatif manajemen yang telah dilaksanakan beberapa tahun lalu. Salah satu inisiatifnya adalah mengaplikasikan teknologi informasi.
"Perseroan telah membangun Qlikview, yaitu infrastruktur teknologi informasi yang berguna bagi pengelolaan laporan dan analisis data sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan yang akurat dan cepat," katanya.
Pada tahun lalu telah dibangun infrastruktur teknologi guna mendukung peningkatan produktivitas yaitu Digital Harvesting System. Selain itu juga disiapkan Jedox sebagai infrastruktur guna menunjang perencanaan dan pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien.
"Pada tahun ini perseroan juga akan mengaplikasikan SAP S/4 HANA. Dengan demikian, diharapkan peningkatan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi dapat dioptimalkan dengan sistem digitization yang terintegrasi. Yang lebih terpenting adalah perseroan memiliki pusat data yang akurat dan integritas datanya lebih terjamin," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: