Hore!! Sebentar lagi Indonesia Miliki Laboratorium dengan Ketelitian Tertinggi
Menteri Negara Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi Muhammad Nasir dan Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya, melakukan pemancangan tiang pertama/ground breaking pembangunan gedung laboratorium Standar Nasional Satuan Ukuran/SNSU BSN di Komplek Puspiptek, Tangerang Selatan.
Kepala Pusat Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi BSN, Donny Purnomo JA menerangkan, pembangunan gedung ini utamanya laboratorium SNSU bidang biologi, radiasi dan peralatan kesehatan dan perluasan laboratorium metrologi fisika dan kimia.
?Pembangunan gedung ini untuk melengkapi laboratorium SNSU yang sudah existing di Pusat Penelitian Metrologi (P2M) LIPI dan dialihkan ke BSN berdasarkan Perpres No. 4 Tahun 2018,?ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (5/8/2018).
Lanjutnya, dengan dibangunnya gedung SNSU BSN, maka banyak manfaat yang akan dipetik oleh masyaraka seperti untuk pengelolaan SNSU biologi adalah tersedianya bahan acuan nasional di bidang biologi yang selama ini masih tergantung kepada negara lain.?
?Konsumen utama laboratorium SNSU adalah 254 laboratorium kalibrasi yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan 1200 laboratorium uji yang memerlukan ketertelusuran dari bahan acuan kimia, biologi dan fisika,? tambah Donny.
Sementara itu, Bambang Prasetya mengatakan Pembangunan Gedung SNSU sangat penting artinya bagi perkembangan SNSU Indonesia. ?SNSU menjadi standar dengan ketelitian tertinggi di suatu negara yang menjadi acuan ketertelusuran ke Sistem Satuan Internasional (SI) bagi hasil pengukuran yang dilakukan di negara tersebut. Fungsi tersebut menempatkan SNSU pada posisi sentral dalam sistem metrologi nasional,? kata Bambang.?
Metrologi sendiri, lanjutnya, merupakan suatu komponen yang, bersama dengan komponen standardisasi dan penilaian kesesuaian, membentuk infrastruktur mutu nasional. Apalagi, dunia ilmu pengetahuan sangat bergantung pada pengukuran.?
Sepertinya halnya para geolog mengukur kekuatan gelombang kejut ketika terjadi gempa bumi. Para astronom dengan seksama mengukur cahaya lemah yang dipancarkan sebuah bintang untuk mengetahui umurnya.
Para fisikawan yang mempelajari partikel elementer harus mengukur waktu dalam orde seperjuta sekon untuk memastikan adanya partikel yang sangat kecil. ?Ketersediaan alat ukur dan kemampuan menggunakan- nya sangatlah esensial bagi para ilmuwan untuk merekam hasil penelitian mereka secara objektif,? jelas Bambang.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: