Perubahan besar dan transformasi yang terjadi secara signifikan akan berpengaruh terhadap inovasi yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk dalam sektor teknologi. Kekuatan perubahan teknologi seperti Big Data, Artificial Intelligence, Virtual Presence, Crowdsourced Creativity, Additive Manufacturing, dan Software Communities merupakan salah satu dari inovasi tersebut. Perubahan itu menunjukkan dunia telah menjadi tempat yang lebih mudah berubah, tidak pasti, kompleks, dan penuh ambiguitas (VUCA).
Istilah VUCA pertama kali dikenalkan oleh militer pada 1990-an dan dengan sempurnanya menggambarkan situasi yang dihadapi oleh para inovator saat ini. Dalam menghadapi VUCA, kita harus menciptakan sistem yang lebih kompleks, mengembangkan teknologi yang lebih baik, dan menemukan perbedaan yang lebih kecil dalam selera, motivasi, dan pengalaman untuk menciptakan penemuan baru yang akan diadopsi.
Sebagai inovator, kita harus menciptakan teori, kerangka, proses, metode, dan alat yang lebih baik untuk menciptakan hal besar berikutnya. Dalam kata lain, kita perlu memperbarui sistem inovasi, setidaknya secepat perkembangan teknologi saat ini.
Untuk mewujudkan hal tersebut, kita perlu mengidentifikasi kekuatan dan tren di dunia dari perspektif yang berbeda ketimbang mereka yang mencoba memprediksi produk dan layanan masa depan. Inovator perlu identifikasi kekuatan dan tren yang dapat mempengaruhi cara orang dan organisasi dalam membuat penemuan daripada bentuknya. Bersamaan dengan itu, inovator juga perlu menemukan jawaban dari pertanyaan, bagaimana inovasi akan dilakukan di masa depan?
Untuk mengidentifikasi kekuatan dan tren yang relevan dengan praktik inovasi dan transisi perusahaan di era VUCA, perusahaan perlu melakukan beberapa hal. Dengan begitu, inovator akan menemukan faktor yang memengaruhi cara mereka dalam berinovasi.
Terapkan swaorganisasi (self-organization)
Ubah sistem hierarki ke swaorganisasi. Dengan begitu, keputusan juga dipengaruhi oleh karyawan yang menerima informasi paling baru, yakni petugas mesin kasir, lini produksi, call center, dan perwakilan sales.
Demokratisasi informasi
Untuk memberdayakan karyawan agar berpartisipasi dalam membuat keputusan, ciptakan komunikasi tanpa gesekan. Caranya dengan melakukan pertemuan mingguan untuk mendiskusikan informasi yang diterima dari pihak eksternal secara langsung. Menerima informasi langsung dari sumbernya dapat membuat pengambilan keputusan lebih akurat.
Percepat interaksi dan gunakan aturan sederhana
Di era VUCA, kecepatan lebih berarti dari kesempurnaan, sehingga buatlah percepatan interaksi sebanyak mungkin. Tetapkan tenggat waktu untuk membalas email, misal beberapa jam untuk pesan yang bersifat singkat, sedangkan pada akhir hari untuk pesan yang bersifat panjang. Selain itu, gunakan aturan sederhana daripada analisis sempurna dalam pengambilan keputusan yang cepat.
Percepatan perubahan teknologi
Kekuatan ini memengaruhi berbagai lapisan, mulai dari masyarakat, penemu, inovator, dan pengusaha. Perubahan teknologi berpengaruh baik dalam membayangkan penemuan yang akan diciptakan maupun alat-alat yang dikembangkan inovator untuk membantu proses inovasi.
Kecepatan konsep
Jeda waktu antara munculnya ide dan pembuatan prototipe semakin pendek. Oleh karena itu, peningkatan kecepatan membutuhkan inovator untuk mengembangkan proses, metode, dan alat baru yang sesuai dengan jangka waktu yang kian memendek, serta kemampuan inovator dalam bertransisi.
Difusi dan dispersi bakat
Bukan hanya bakat yang dibutuhkan dalam menciptakan penemuan baru. Distribusi global dan mobilitas bakat juga dibutuhkan untuk mewujudkan pembaruan dalam inovasi.
Jaringan jejaring sosial
Interaksi semua orang melalui media sosial dengan cepat mengubah perilaku mereka. Inovator harus dapat melebur dengan jaringan-jaringan itu selama pembuatan penemuan supaya dapat mengetahui perspektif pengguna.
Motivasi generasi yang berkembang
Generasi Baby Boom, Gen X, Generasi Milenial, Gen Y, atau Gen Z, mereka memiliki nama yang berbeda karena mempunyai perilaku dan motivasi yang berbeda. Hal tersebut memengaruhi pola kehidupan mereka, baik dalam perilaku kreatif maupun konsumtif. Inovator harus mengesampingkan motivasi-motivasi tersebut dan bergerak melampaui 'kebutuhan yang tidak terpenuhi'.
Otomatisasi kapasitas fisik dan mental
Inovator perlu menemukan cara untuk memanfaatkan penggunaan kecerdasan mesin dalam melakukan pekerjaannya. Ia perlu menemukan alat yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas kecerdasan mesin.
Ketidakstabilan sumber daya
Ketersediaan sumber daya, baik dalam sumber daya manusia, sumber daya modal, maupun sumber daya alam menjadi faktor yang memengaruhi pengembangan inovasi. Inovator harus menemukan cara untuk mengatasi hal ini.
Mengambil langkah sekecil apapun dinilai lebih baik daripada hanya menunggu, apalagi di era VUCA ini. Tanpa inovasi, perusahaan tak akan bisa bertahan di lingkungan yang berubah dengan cepat. Mereka perlu melakukan transisi melalui inovasi. Mereka yang tidak berubah secepat perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan, tentu akan mengalami "kepunahan".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti