Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Agar Tak Ketinggalan Zaman, Kurikulum Industri 4.0 Wajib Diterapkan

        Agar Tak Ketinggalan Zaman, Kurikulum Industri 4.0 Wajib Diterapkan Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah berencana segera mengubah kurikulum? pendidikan sekolah guna merespons perubahan teknologi digital dan online yang berkembang pesat? saat ini. Redesain kurikulum ini mutlak dilakukan untuk menghadapai era industri 4.0. Dorongan pentingnya mengubah kurikulum ini muncul dalam Wisuda Lulusan Politeknik STTT Bandung, Selasa (6/11/2018).

        Sekretaris Jenderal Kementrian Perindustrian, Haris Munandar, mengatakan ada tiga faktor penting untuk mendorong pertumbuhan industri yaitu investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) .

        ?Kalau investasi dan teknologi, itu bisa kita dapatkan atau beli. Sedangkan, SDM yang terampil harus kita siapkan terutama dalam menghadapi era digital saat ini. Untuk itu kami meredesain kurikulum yang konvensional untuk diperbarui sesuai dengan industri 4.0,? kata Haris di Jakarta, Rabu (7/11/2018).

        Haris menekankan bahwa kurikulum dan metode pendidikan harus menyesuaikan dengan iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif. Apalagi? saat ini sedang terjadi fenomena industri 4.0 di berbagai sektor. Untuk itu beberapa penggunaan teknologi industri 4.0 mutlak harus diketahui dan dipelajari diantaranya? artificial intelegent, internet of things, wearable (augmented reality atau virtual reality), advance robotic dan 3D printing.

        ?Teknologi?teknologi tersebut mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas agar industri nasional mempunyai daya saing di pasar domestik maupun global,? ujarnya.

        Sementara itu dalam rangka menciptakan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dunia industri saat ini, pemerintah? telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia.

        ?Hingga sekarang, sebanyak 609 industri dan 1.753 SMK telah terlibat dalam program tersebut. Kegiatan ini? akan kami terus digulirkan,? ujarnya.

        Dari program pendidikan vokasi itu, Kemenperin juga sudah melakukan penyelarasan sebanyak 35 program studi yang dibutuhkan industri saat ini untuk diterapkan pada kurikulum di SMK.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Kumairoh

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: