Go-Jek turut membuka suara terkait dengan peristiwa pindahnya mitra pengemudi Grab ke perusahaan mereka. Pada Senin (19/11/2018), Vice President Corporate Affairs Go-Jek Michael Reza Say mengirimkan pernyataan tertulisnya mengenai fenomena itu kepada Warta Ekonomi.
Menurut Michael, Go-Jek merasa bangga dapat menjadi pilihan para mitra pengemudi dalam melayani pelanggan di sektor trasportasi dengan memanfaatkan teknologi.
"Sebagai pelopor ride-hailing di Indonesia kami bangga dapat menjadi pilihan bagi mitra driver untuk bersama terus melayani puluhan juta konsumen melalui teknologi," ujar Michael melalui pernyataan tertulisnya.
Selain itu, ia juga mengatakan, Go-Jek memang menyediakan peluang kepada para pelaku sektor informal, dalam hal ini mitra pengemudi, untuk mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang didapatkan para mitra diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
?Pada dasarnya semangat kami adalah untuk memberikan peluang kepada para pelaku sektor informal untuk mendapatkan penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan," tambah Michael.
Seperti yang telah diberitakan Warta Ekonomi pada Jumat (16/11/2018), ribuan mitra pengemudi Grab memenuhi kantor operasional Go-Jek yang berada di Jalan Kemang Timur Nomor 21 untuk membuka akun Go-Jek. Sejumlah mitra pengemudi mengaku merasa kecewa dengan kebijakan tarif dan bonus yang digunakan Grab karena dianggap merugikan pengemudi.
"Saya sudah hampir 2,5 tahun menjadi mitra Grab dan mengalami tiga sistem berbeda di sini, terhitung sejak 2016 lalu. Dulu waktu 3 sampai 4 bulan pertama bisa dapat Rp1 juta dalam sehari, kalau sekarang dapat Rp200 ribu juga sudah lelah sekali rasanya ," ujar salah satu pengemudi pada Jumat (16/11/2018) lalu kepada Warta Ekonomi.
Pengemudi lain bernama Ade yang telah menjadi mitra Grab selama 3 tahun belakangan ini berharap, dengan mendaftar di Go-Jek, ia dapat memperbaiki tingkat pendapatannya. Ia juga mengaku melakukan migrasi ke Go-Jek karena merasa kecewa.
?Kecewa juga sih, tadi juga buktinya banyak kan yang ikut daftar (ke Go-Jek),? kata Ade.
Para mitra pengemudi menilai, sistem tarif dan kebijakan bonus di Go-Jek lebih menguntungkan untuk para mitra pengemudi. Seorang mitra pengemudi yang tak mau disebutkan identitasnya mengatakan, Go-Jek menerapkan sistem akumulasi pada bonus harian pengemudi, sementara Grab tidak.
"Kalau di Grab, trip pertamanya misal Rp110 ribu, dapat bonus Rp15 ribu, Go-Jek juga sama. Namun, di trip kedua, yang dapat bonusnya Rp30.000, di Grab itu tidak diakumulasikan, sedangkan Go-Jek diakumulasi. Harusnya kan ketika dapat uang Rp180 ribu, bonusnya kalau diakumulasi menjadi 15 ribu ditambah Rp30 ribu, total Rp45 ribu. Kalau di Grab, Rp180 ribu cuma dapat bonus Rp30 ribu, Rp15 ribunya ke mana?," ujarnya.
Sementara, pada Sabtu (17/11/2018), pihak Grab mengaku tengah menerapkan langkah komunikasi dua arah agar mitra pengemudi dapat memberikan saran agar perbaikan dapat terus dilakukan. Mereka juga tengah mengumpulkan umpan balik seputar sistem berlian yang dianggap merugikan mitra pengemudinya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: