Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Siap 86, Polisi Sibuk Tangani Pengamanan Gereja dan Korban Tsunami

        Siap 86, Polisi Sibuk Tangani Pengamanan Gereja dan Korban Tsunami Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menjelang perayaan Malam Natal 2018 ini, Indonesia kembali mendapat cobaan berupa bencana alam Tsunami Selat Sunda yang telah menelan ratusan jiwa.

        Sabtu (22/12) pukul 21.10 WIB yang ceria menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru berubah menjadi kepanikan mencekam saat gelombang tinggi menerjang kawasan Selat Sunda di sebagian wilayah Banten dan Lampung hingga memakan korban hingga saat ini tercatat 334 orang meninggal dunia.

        Pihak kepolisian berpendapat dua kejadian yang bersamaan ini tidak akan mempengaruhi pengamanan perayaan Natal 2018 dan evakuasi korban bencana tsunami Selat Sunda.

        Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Polisi Dedi Prasetyo di Jakarta, Senin, menegaskan bahwa pengamanan Natal tahun ini tidak akan terganggu penanganan bencana alam yang terjadi di Selat Sunda.

        "Pengamanan Natal tidak terganggu evakuasi korban bencana Tsunami Selat Sunda. Sebanyak 94 ribu personel sudah setel (siap siaga) untuk pengamanan Natal, sedangkan yang untuk evakuasi korban merupakan pasukan cadangan Brimob Kelapa Dua," jelas Dedi.

        Dia menjelaskan bahwa pasukan cadangan ini selalu disiapkan jika ada kondisi darurat, seperti bencana alam ataupun masalah keamanan di Polda prioritas.

        Jadi tidak ada masalah untuk pengamanan perayaan Natal tahun ini," tegas Dedi.

        Untuk perayaan Natal tahun ini, Dedi mengatakan pihaknya telah siaga melakukan antisipasi dengan menyisir lokasi-lokasi rawan tiap dua jam sebelum acara Natal dimulai.

        "Brimob akan melakukan sterilisasi, altar, tempat ibadah dan sekitaran gereja," kata Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

        Selain itu penyuluhan dan kerja sama dengan masyarakat terus dilakukan sebagai upaya pengamanan di tingkat wilayah.

        Sebanyak 55 ribu personel gabungan telah disiapkan termasuk menggandeng Ormas seperti Muhammadiyah, NU untuk turut menciptakan perayaan Nata yang damai. TNI juga dilibatkan dalam proses pengamanan Natal.

        Perlengkapan metal detector serta memeriksa barang bawaan tas dari jemaat menjadi salah satu prosedur yang akan dilakukan.

        Kota-kota besar Perayaan di kota-kota besar seperti Jakarta akan menjadi fokus tersendiri, mengingat ancamannya dianggap lebih besar sebagai sasaran teroris.

        "Anggota Polri 35 ribu, itu dibantu TNI satpol PP, Dinas Perhubungan, secara aktif di tempat ibadah baik yang digunakan umat Kristiani, atau totalnya sekitar 55 ribu personel. Polri ada Pospam untuk bertanggung jawab wilayah sekitar gereja, " tegasnya.

        Pengamanan perayaan Natal ini juga dilakukan diberbagai daerah, diantaranya Kota Surabaya yang tahun lalu mengalami teror bom Natal melakukan kesiapsiagaan yang ketat.

        Pihak Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menyatakan akan menjamin keamanan bagi umat nasrani yang mulai Senin malam menggelar ibadah dalam rangka perayaan Hari Raya Natal.

        "Kepada masyarakat Nasrani silahkan beribadah dengan tenang. Kami berada di tengah masyarakat untuk melakukan pengamanan. Begitu pula bagi masyarakat yang sedang berlibur di Kota Surabaya, kami hadir untuk memberi kelancaran," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan kepada wartawan di Surabaya, Senin.

        Dia memastikan sejak Senin pagi telah mengerahkan personel untuk melakukan strelisasi di gereja-gereja se-Surabaya.

        "Bahkan sampai siang hari ini, proses sterilisasi di beberapa gereja sedang berlangsung," katanya.

        Rudi menjelaskan, sterilisasi gereja adalah bagian dari standar operasional prosedur pengamanan Natal.

        "Melalui sterilisasi ini, kami pastikan tidak ada ancaman atau gangguan. Kami memastikan tidak ada ancaman bahan peledak dengan cara sterilisasi," ujarnya.

        Tak terjadi lagi Mantan direktur Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Sumatera Selatan ini menjamin tragedi teror bom seperti yang pernah terjadi pada Mei 2018 tidak akan terjadi lagi.

        "Pascateror bom bulan Mei lalu, kami perketat pengamanan di gereja-gereja. Di tiap gereja, dari kejauhan sudah kami pasang 'barrier' (penghalang) , sehingga kendaraan tidak mudah masuk. Selain itu, kami lakukan identifikasi terhadap setiap orang yang datang," katanya.

        Rudi menandaskan Polrestabes Surabaya telah mendirikan sebanyak 25 pos pengamanan dan penjagaan yang tersebar di wilayah Kota Pahlawan, beberapa di antaranya ditempatkan di gereja-gereja yang tergolong besar.

        "Kami kerahkan dua pertiga personel dari 3.100 anggota Polrestabes Surabaya untuk pengamanan Natal. Selain itu, kami juga dibantu personel dari Tentara Nasional Indonesia dan Pemerintah Kota Surabaya," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: