Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah pandangan bahwa investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia makin tidak menarik. Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, salah satu ukuran iklim investasi migas di dalam negeri tumbuh dengan baik, ialah semakin diminatinya blok-blok migas melalui penerapan skema gross split.
Arcandra menunjukkan bahwa sejak diterapkan pada 2017 lalu, skema Production Sharing Contract (PSC) gross split telah membawa dampak positif terhadap perkembangan investasi migas di Indonesia. Pemerintah optimistis tren positif hulu migas ini terus berlanjut dengan lakunya blok-blok migas yang ditawarkan, baik itu blok baru maupun blok terminasi.
"2015 kami tawarkan blok-blok eksplorasi dengan konsep yang lama,?yakni cost recovery.?Hasilnya tidak ada yang laku. 2016 kami tawarkan kembali blok migas, juga tidak ada yang laku. 2017 kami ganti dari cost recovery ke gross split. Alhamdulilah 2017 laku lima. 2018 laku 9 blok migas," kata Arcandra saat menghadiri Indonesia Living Legend Companies Award 2019 oleh Warta Ekonomi di Jakarta, Jumat (18/1/2019).
Capaian tersebut, kata Arcandra, lebih baik bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia. Tercatat, 36 blok migas sudah menggunakan skema gross split dengan total capaian bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar US$895,4 juta atau sekitar Rp13,4 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti